Gunung Telomoyo, Destinasi Wisata Penuh Pesona Untuk Refreshing

Sebagian wisatawan menuju puncak Gunung Telomoyo dengan Jeep sewaan.
Sebagian wisatawan menuju puncak Gunung Telomoyo dengan Jeep sewaan.

TIDAK salah kiranya jika ada anggapan, bahwa Gunung Telomoyo merupakan satu-satunya gunung di Jawa Tengah yang bisa didaki dengan mengendarai mobil atau motor.


Dari puncak Gunung Telomoyo, para pengunjung bisa menikmati keindahan panorama alam sekeliling. Termasuk melihat 5 gunung yakni, Sumbing, Sindoro, Ungaran, Merbabu dan Andong.

Gunung Telomoyo berada di perbatasan wilayah Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Magelang. Setidaknya ada 2 jalur untuk menuju puncak gunung berketinggian 1.894 meter dpl itu.

Pagi itu, puluhan pengunjung beriringan naik sepeda motor melintasi jalanan berkelok-kelok menuju puncak. Mereka memilih jalur yang populer, dari Dusun Dalangan, Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.

Di loket pintu masuk menuju puncak Gunung Telomoyo, setiap pengunjung dipungut uang retribusi sebesar Rp 15.000. 

Akses jalan menuju puncak berkelok- kelok. Kondisi jalan di bagian atas sudah beraspal cukup mulus, sedang beberapa titik bagian bawah bergelombang alias tidak rata.

Di sepanjang jalur itu, ada beberapa spot foto. Juga warung-warung dengan sajian hidangan hangat yang cocok dimakan sambil menikmati suasana puncak yang berhawa sejuk. Kondisi begitu sangat pas untuk healing dan refreshing dari kepenatan aktifitas harian.

Karena jalannya relatif sempit, banyak pengunjung lebih senang naik sepeda motor, beriringan dan berkendara dalam kecepatan rendah. Tentu saja, sepeda motor harus dalam kondisi prima dan tangki BBM terisi penuh.

Sampai di puncak Gunung Telomoyo, sepeda motor bisa ditempatkan di area parkir dengan membayar Rp 2.000.

Bagi pengunjung yang membawa mobil, disarankan menyewa jeep Daihatsu Taff yang standby di area parkir dekat loket pintu masuk. "Tarifnya Rp 400.000 per unit, selama 2,5 jam," kata Edy, pengelola destinasi Gunung Telomoyo di Dalangan, Minggu (08/10).

Hari itu, pengunjung terlihat ramai yang datang dari kawasan Pantura seperti Demak, Kudus, dan Semarang. Ada juga rombongan komunitas RX King dari Klaten.

Menurut Edy, di masa awal operasional (2018), pengunjung banyak yang datang dari kawasan Pantura Timur dan Jawa Tengah bagian Selatan seperti Solo, Sragen, hingga Kabupaten Ngawi (Jawa Timur).

"Kami sadar, masyarakat pantai atau daerah berudara panas ingin menikmati suasana alam pegunungan," katanya.

Belakangan, banyak warga daerah lain, Banyumas dan sekitarnya juga mulai mengalir ke destinasi yang dikelola oleh masyarakat Dusun Dalangan bekerja sama dengan Perum Perhutani tersebut.

Masa ramai pengunjung adalah Sabtu sampai Minggu atau hari libur, sekitar 3.000 orang. Di hari biasa rata-rata 500 orang. Puncak ramai pengunjung bukan masa Lebaran, namun pada Agustus lalu yang hampir menembus 53.000 orang per bulan.

Pendapatan hasil pengelolaan dibagi dengan komposisi untuk masyarakat Dalangan 50%, Perhutani 25%, LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) 15% dan pemerintah desa 10%.

Destinasi yang semakin berkembang itu juga membawa dampak positif terhadap masyarakat setempat. Mereka membuka warung-warung makanan dan minuman didirikan di area parkir depan loket.