Puluhan hektare sawah di Desa Mintobasuki, Kecamatan Gabus, Pati, Jawa Tengah, gagal panen pada musim tanam ketiga (MT III) ini. Kekeringan membuat sawah warga tak bisa tumbuh dengan sempurna hingga mengalami puso.
- Kapolres Mendadak Jadi Guru di SMP Negeri 3 Batang, Cerita Tentang Bullying
- Pemilu Serentak Usai, KPU Mulai Persiapkan Tahapan Pilkada 2024 di Kota Pekalongan
- Gedung Rifaiyah Tetap Bisa Tampung Peserta Muktamar Nasional Meski Belum Rampung
Baca Juga
Wajah Parmin terlihat lesu saat melihat sawahnya mengering, Minggu (9/10) siang. Tanaman padi yang berusia lebih dari dua bulan mengering tak tumbuh dengan sempurna.
Permukaan sawah yang umumnya dipenuhi air tak terlihat di sawahnya. Permukaan sawah Ketua Kelompok Tani Mekar Sari Desa Mintobasuki itu justru mengering dengan retakan-retakan tanah.
”Ini sudah dua bulan. Kekeringan sejak 1,5 bulan. Ndak ada pasokan air. Kekeringan. Air sungai asin,” ujar dia.
Parmin mengungkapkan tidak sawahnya saja yang kekeringan. Puluhan hektare sawah di desanya mengalami nasib serupa. Sebagian bisa ditolong. Namun sebanyak delapan hektare dipastikan gagal panen alis puso.
”Delapan hektare itu hanya bengkok desa. Yang lain belum termasuk,” ungkap dia.
Selama ini petani Desa Mintobasuki mengandalkan aliran Sungai Juwana atau Silugonggo. Namun, air laut naik ke aliran sungai sehingga air sungai tidak bisa digunakan untuk pertanian.
Sebenarnya, pada beberapa waktu lalu, air Waduk Kedung Ombo digelontorkan dan sampai Desa Mintobasuki. Namun selang beberapa hari, air laut naik lagi sehingga tidak bisa digunakan untuk peraliran sawah.
”Digelontorkan (air) Waduk Kedung Ombo tanggal 15 September. Tanggal 20 sudah sampai sini. Itu pun hanya beberapa hari air rob. Ndak bisa menolong padi,” pungkas dia.
- Polres Tegal Dukung Ketahanan Pangan, Luncurkan Gugus Tugas Polri dan Tanam Jagung
- Sidak Pembangunan Infrastruktur, Bupati Sukoharjo Tinjau Langsung Proyek
- Warung Makan Boleh Buka, Kapolres Batang : Langgar Prokes Bisa Ditutup