Beberapa calon kepala daerah yang diusung PDIP tumbang pada Pilkada serentak 2018. Presiden Joko Widodo yang juga kader PDIP dinilai tidak ampuh untuk menarik suara.
- Pastikan Pengamanan TPS Pemilu 2024, Wakapolres Blora Cek Kesiapan Personel
- Peringati HUT ke 50, PDIP Kota Semarang Lakukan Penghijauan Pesisir
- Cagub Ahmad Luthfi Blusukan Puluhan Kali di Pasar
Baca Juga
Pengamat politik dari UIN Jakarta Ubedilah Badrun menilai, kekalahan yang dialami oleh para calon kepala daerah yang diusung oleh PDIP tanda bahwa publik menginginkan perubahan.
"Itu warning untuk PDIP dan Jokowi. Bahwa publik menghendaki perubahan," kata Ubed saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (28/6).
Ia berpandangan, hal ini membuat PDIP dilematis, dan Jokowi berpeluang meninggalkan PDIP juga sebaliknya.
"Karena ternyata tidak memberi efek elektoral signifikan di Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Utara," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, sebaiknya Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jokowi harus menyadari, kalau tahun 2019 pasti ganti Presiden.
"Makanya aneh hasil-hasil Survei yang masih terus hasilnya menang Joko Widodo," kata Arip.
Tambah Arief, melihat fenomena ini PDIP dilematis lantaran sudah tidak bisa jauh dari Jokowi untuk dicalonkan sebagai Capres. Ia berpendapat, tumbangnya jagoan PDIP di Sumatera Utara, Jawa Timur dan Jawa Barat akibat Jokowi yang sekarang jadi simbol PDIP.
"Ini harusnya jadi evaluasi menyeluruh PDIP," tutupnya.
- Pendaftaran Pasangan Capres, KPU Beri Kursi Khusus Ketum Parpol
- Viral Baliho Ucapan Ulang Tahun Sang DPR-RI
- KPU: Pasangan Peserta Pilpres Tak Bisa Bebarengan Daftar