Hendri Satrio: Prabowo Tinggal Senggol Rizal Ramli

Persoalan paling pelik yang tengah dihadapi Indonesia adalah sektor ekonomi nasional yang memburuk.


Tim ekonomi pemerintah, terutama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, sempat berkali-kali membantah persoalan yang dihadapi fundamental ekonomi nasional.

Namun akhirnya Presiden Joko Widodo mengakui hal itu.

Ketika berbicara dalam Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pekan lalu (Kamis, 26/7), Jokowi membenarkan bahwa neraca perdagangan mengalami defisit.

Sehari kemudian, Jokowi mengumpulkan puluhan taipan di Istana Bogor dan meminta agar mereka membawa devisa yang mereka punya ke dalam negeri. Hal itu disampaikan sebagai upaya untuk menghadapi mengurangi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Menyoroti hal ini, pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satri menyarankan agar Prabowo Subianto menggandeng sosok ekonom sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi dirinya.

Sosok ekonom handal akan menjadi salah satu kunci utama kemenangan Prabowo dalam pertarungan menghadapi Jokowi.

Prabowo memerlukan sosok wapres yang bisa menjabarkan program pembangunan," kata Hendri seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Hendri menilai, sosok ekonom senior Rizal Ramli memiliki kapasitas dan kapabiltas untuk membenahi persoalan ekonomi yang sedang terjadi.

Rizal dikenal sebagai ekonom bertangan dingin. Dia pernah ditugaskan di berbagai pos terkait ekonomi di pemerintahan, baik di era Abdurrahman Wahid, SBY maupun Jokowi. Semua tugas yang diberikan kepadanya dilaksanakan dengan baik.

Makanya saya menjagokan tokoh aktivis seperti Rizal Ramli jadi cawapresnya. Kan tinggal senggol RR, silahkan Pak RR dijelaskan. Langsung deh muter mantap," demikian Hendri Satrio.

Penilaian Hendri Satrio ini sangat beralasan. Rizal Ramli juga yang selama ini mengingatkan pemerintah akan semua persoalan yang sedang dihadapi fundamental ekonomi nasional.

Rizal Ramli misalnya pernah menyarankan pemerintah agar menghentikan kebijakan pengetatan yang mencekik leher kelompok ekonomi bawah. Namun saran Rizal selama ini diabaikan tim ekonomi Jokowi, sampai Jokowi sendiri yang mengakuinya.