Hotel Ciputra Gelar Pameran Lukisan 40 Karya Seniman Penyandang Disabilitas

Hotel Ciputra Semarang (HCS) bersama Roemah Difabel Semarang dan Komunitas Kapal Cinta menggelar pameran lukisan hasil karya seniman penyandang disabilitas. Sebanyak 40 karya lukisan dipajang di lobi HCS selama satu bulan bertajuk Unlimited Art Berbunyi #2.


General Manager Hotel Ciputra Semarang, Erny Kusmastuti mengatakan, karya lukisan para seniman difabel ini merupakan didikan dari Komunitas Kapal Cinta. Karya-karya tersebut memiliki kualitas tidak kalah dengan karya pelukis pada umumnya.

"Anak asuhan Komunitas Kapal Cinta ini kan kelasnya sudah teruji di tingkat nasional maka dari itu kami berani gelar pameran di lobi. Baru saja laku dua buah. Harganya mulai Rp1,5 juta sampai Rp4 juta," kata Erny, Kamis (9/2).

Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu menuturkan, pameran lukisan karya pelukis difabel ini sudah sejalan dengan program pemkot. Pasalnya, saat ini pemkot tengah gencar memberikan dukungan bagi penyandang disabilitas dari berbagai sektor.

"Kota Semarang sudah banyak berkolaborasi Roemah Difabel. Peresmian di tiga tempat juga kami hadir, di Jalan MT haryono, Kelurahan Puspogiwang dan Jalan Untung Suropati. Kami juga sudah punya tempat khusus untuk mendisplay karya anak-anak ini. Bahkan kami mungkin yang pertama kali memiliki ambulans khusus difabel," kata Ita, sapaan akrabnya.

Pendiri Roemah Difabel Semarang, Noviana Dibyantari menyampaikan, peserta mengikuti pameran ini ada 13 orang. Delapan diantaranya merupakan asuhan dari Komunitas Kapal Cinta dan lima orang lainnya merupakan asuhan Roemah Difabel.

"Karya anak-anak asuhan kami sudah sampai Australia, Belanda, dan Belgia. Ini adalah upaya awal, agar Kota Semarang bisa mengadakan lebih banyak kegiatan serupa ke depan. Jadi ternyata teman-teman difabel tidak kalah kreatif. Pesan kami, jangan kasihani mereka, tapi apresiasilah karya mereka," bebernya.

Penggagas kegiatan pameran sekaligus pendiri Komunitas Kapal Cinta, Nawa Tunggal menerangkan, pameran lukisan karya penyandang disabilitas sebenarnya sudah lama dilakukan di luar negeri. Namun untuk di Indonesia, ia menyebut baru pada tahun 2018 pihaknya sukses menggelar pameran serupa.

"Di Paris dan New York itu sudah sejak tahun 1993. Karya yang ditampung pun banyak sekali. 2018 kami dekati pemerintah dan Ciputra, lalu digelar di Galeri Nasional. Sayang tidak bisa lanjut karena pandemi sampai akhirnya November 2022 lalu digelar di Yogyakarta. Bu Rina Ciputra (putri pemilik Hotel Ciputra) mengajak Bu Erny dan muncul pembicaraan kalau bisa digelar di Semarang juga sampai akhirnya digelar," jelas Nawa.