Pemilihan presiden 2019 bulan April lalu
sesungguhnya bukan pertarungan pribadi antara Joko Widodo dan Prabowo
Subianto. Melainkan pertarungan gagasan untuk membawa Indonesia ke arah
yang lebih baik.
- Tim Hukum Pasangan Amin Laporkan Dugaan Kecurangan Suara Kepada Bawaslu
- Ganjaran Buruh Berjuang Bekali Kaum Buruh Pelatihan Medsos Untuk Tingkatkan Bisnis
- Johan Budi: PDIP Jauh Dari Umat Islam Itu Tidak Tepat
Baca Juga
Adapun Jokowi dan Prabowo memiliki hubungan yang sangat spesial. Prabowo bukan sosok asing bagi Jokowi. Adalah Prabowo yang mempromosikan Jokowi dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2012.
Di tahun pertama periode 2014-2019, Jokowi berkunjung ke kediaman Prabowo di Hambalang. Mereka naik kuda. Jokowi nyaman bersama Prabowo," ujar Pemimpin Umum RMOL Network, Teguh Santosa, dalam diskusi di CNN Indonesia, Jumat malam (19/10).
Teguh menggambarkan hubungan Jokowi dan Prabowo itu dalam pepatah Melayu yang berbunyi: biduk lalu kiambang bertaut.
Menurut hemat Teguh, pertemuan keduanya di Stasiun MRT Lebak Bulus yang dilanjutkan perjalanan menuju Stasiun Senayan dan makan siang di FX Sudirman Plaza adalah pengakuan Jokowi bahwa tantangan yang dihadapi Indonesia tidak sederhana, dan ia membutuhkan uluran tangan dari semua pihak, termasuk Prabowo.
Di sisi lain, Prabowo juga memiliki penilaian yang sama.
Dengan latar belakang hubungan keduanya, dan kesadaran akan tantangan yang dihadapi Indonesia, sangat masuk akal apabila Prabowo menerima ajakan Jokowi agar Gerindra membantunya dalam pemerintahan.
Teguh yang juga dosen politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan, kehadiran Gerindra di tubuh pemerintahan Jokowi tidak berarti kematian oposisi dan kritik sosial.
Dia mengingatkan, sistem pemerintahan Indonesia bukan parlementer, melainkan presidensial. Dalam situasi seperti ini presiden sebagai kepala pemerintahan memiliki hak prerogatif untuk menyusun kabinet.
Pemerintahan koalisi bukan baru dilakukan di era Jokowi, katanya lagi. Selama sepuluh tahun di era SBY, pemerintahan juga bercorak koalisi. Dan itu tidak mematikan fungsi parlemen.
Persoalan-persoalan yang dibicarakan lembaga eksekutif dan lembaga legislatif akan diperdebatkan sesuai dinamika politik yang berkembang.
Seperti pengisian bahan bakar di SPBU, kata Teguh lagi. Setiap persoalan akan dibahas dari titik nol.
Terkait dengan kemungkinan kehadiran atau keikutsertaan Gerindra di pemerintahan Jokowi jilid dua, Teguh mengatakan, Prabowo sudah memberikan isyarat bahwa ia tertarik membantu di bidang ekonomi.
Setelah pertemuan terakhir dengan Jokowi di Istana, Prabowo mengatakan bila dipercaya dia bersedia membantu pertumbuhan ekonomi mencapai double digit.
Ini big push yang ditawarkan Prabowo. Bukan hanya untuk dirinya, atau untuk Jokowi. Tetapi untuk semua rakyat Indonesia," demikian Teguh. [fak]
- SBY Didoakan Cepat Sembuh, Bamsoet Yakin Demokrat Akan Merapat Ke Koalisi Gerindra
- Jalan Kaki Sejauh Tiga Kilometer, Paslon Dari PDI-P Daftar Ke KPU
- Dua Paslon Bupati Dan Wakil Bupati Rembang Gelar Kampanye Akbar