Ini Tanggapan HEY Atas Somasi 9 Eks Pelajar Salatiga yang Tak Kunjung Diberangkatkan ke Jerman

Potongan promosi CEO HEY Nana Saragih yang berdomisili di Batam di sebuah media sosial. Istimewa
Potongan promosi CEO HEY Nana Saragih yang berdomisili di Batam di sebuah media sosial. Istimewa

Terkait somasi dilayangkan Kuasa Hukum sembilan mantan siswa dari SMA ternama di Salatiga dan sekitarnya ke Habibie education Youth (HEY), ditanggapi pihak pengelola.


RMOLJateng berhasil menghubungi CEO HEY Nana Saragih yang berdomisili di Batam.

Melalui via telepon Whatsapp, Nana sempat memberikan pernyataan tidak masalah 'mau wartawan, mau Polisi' persoalan ini bergulir.

Nana kemudian menyebutkan, jika dirinya tengah menyetir dan konfirmasi pun beralih ke pesta whatsapp (WA).

Dalam percakapan itu, Nana sempat mengirimkan artikel yang terangkum dalam video pendek seputar apa itu HEY dan apa yang telah dihasilkan. 

Serta, berapa ribu pemuda Indonesia yang telah memanfaatkan lembaga yang diklaim dapat Kuliah Gratis dan Bekerja di Jerman.

"(HEY) sudah menghantarkan hampir 2000 Siswa termasuk Siswa Salatiga. Dan kami ada di 17 Propinsi. (Selama) 17 Tahun tidak ada masalah," ungkap Nana.

Terkait sembilan pemuda dari eks SMA di Salatiga yang melayangkan somasi, Nana menegaskan terda[at dua peserta dinyatakan sertifikatnya daluwarsa (expired0.

"2 (sertifikat-red) sudah expired. 7 mereka memang belum lulus kan? Nah kalau nggak lulus harus remedial 'kan," ungkap dia.

Perihal somasi yang dikatakan pihak Kuasa Hukum sembilan eks pelajar Salatiga diwakilkan Ign. Suroso Kuncoro bahwa (Surat Somasi-red) dikembalikan tanpa jawaban, Nana berpegang teguh sudah menjawabnya melalui pengacaranya.

"Yang melapor itu yang certificate sudah expired dan belum lulus. Dan adanya perubahan aturan Kedutaan Besar Jerman yang baru," terangnya.

Nana mengingatkan kepada para eks pelajar dan orang tua yang melayangkan somasi, bahwa setiap persoalan tidak lapor sana sini melainkan dengan berbicara dengan data.

"We talk with data. Not only lapor sana lapor sini ya 'kan? Saya lapor balik atas pencermaran nama baik lembaga kami. Yang jelas, kami mengikuti aturan Pemerintah Jerman. 'Kan ada kesepakatan ketika kita melakukan sosialisasi," tuturnya.

Pihaknya juga sejauh ini sudah melakukan Zoom Meeting dengan seluruh siswa dan orang tua terkait dengan hal itu ke seluruh Indonesia termasuk Salatiga pada 22 April 2024 lalu.

"Dan di dalam situ juga ada ke 9 siswa siswi Salatiga. Dan semua paham. Dan Kita merekam semua hasil Zoom meeting kita," pungkasnya.

Belakangan, saat RMOLJateng menanyakan berita somasi sembilan eks pelajar Salatiga, Nana menyebutnya sebagai berita hoaks.

Padahal apa yang dikatakan hoaks oleh Nana yakni semua data, keterangan serta terduga korban (eks sembilan pelajar Salatiga-red) serta saksi berhasil ditemui, dikantongi RMOLJateng berdasarkan investigasi mendalam dan melindungi semua narasumber sebagaimana pedoman, Standar Operating Procedures (SOP) serta Kode Etik Jurnalistik.

Berita Sebelumnya:

Kasus Hukum: 9 Eks Pelajar Salatiga Somasi Agensi Pendidikan Karena Sudah Setor Uang Namun Tak Ada Kepastian Berangkat Pendidikan Ke Jerman