Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pemilukada 2018 dan Pilpres 2019 Agus Harimurti Yudhoyono atau biasa disebut AHY beberkan alasan ketidakhadiran dirinya saat kampanye akbar paslon 01 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Minggu (7/4).
- Lebihi Kuota, KPU Salatiga Bakal Saring Calon KPPS
- Gandeng Sang Ibu, Kakak Beradik Anak Bakul Pindang Resmi Dilantik Jadi Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan
- Safari Politik, Imam Teguh Temui Petinggi Partai Gerindra Purworejo
Baca Juga
Padahal sebelumnya AHY terlihat hadir dalam kampanye Prabowo di Bandung. AHY sebut saat itu kondisinya sedang tidak fit, karena disibukkan dengan jadwal kegiatan kampanye yang panjang.
Selain itu usai menghadiri kampanye di Yogyakarta, dirinya mendapat kabar jika kesehatan sang ibunda, Ani Yudoyono agak menurun dan membuat dirinya harus segera terbang ke Singapura Kamis malam lalu.
"Selama dua hari dua malam saya harus berjaga mendampingi ibu Ani di Singapura. Saya berharap bisa memberi semangat pada ibu Ani," papar AHY kepada media, Senin (8/4).
Padahal saya sudah berusaha mengejar untuk bisa hadir dalam acara kampanye akbar di GBK di Jakarta dengan menggunakan pesawat terakhir.
"Saya terbang kembali ke Jakarta last flight, tapi saya merasa badan saya kurang fit dan saya tidak bisa memaksakan diri," tambahnya.
Pasalnya masih banyak hal yang harus dikerjakan. Terlebih lagi 10 hari kedepan harus melakukan kampanya di berbagai daerah, dan tentu kondisi harus tetap di jaga. Butuh stamina yang kuat hingga masa kampanye berakhir.
"Seperti saat ini saya sudah ada di Solo, tapi kemudian akan melakukan kampanye di Jawa Timur, daerah Ponorogo khususnya," beber AHY.
AHY juga membantah dengan tegas, ketidakhadirannya di acara kampanye akbar tersebut karena ada larangan dari SBY. Seperti isue yang bergulir di masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut AHY sampaikan kepada masyarakat luas bahwa dirinya merupakan pribadi yang mandiri, tidak pernah ada larangan dari siapapun apalagi orang tua. Mereka selalu memberi keleluasaan pada anak-anaknya dalam mengambil keputusan dalam hal apapun.
"Beliau (orang tua) juga percaya kami semua punya pertimbangan yang baik," tandasnya.
Sementara itu terkait pesan SBY secara internal kepada sejumlah kader utama partai Demokrat sebetulnya beliau dalam posisi sebagai negarawan yang ingin memberikan perspektif atas dasar pengalaman SBY selama 10 tahun memimpin Indonesia dan juga pengalaman saat berdinas di TNI
Termasuk saat SBY menyelesaikan konflik komunal, konflik horisontal ketika menjabat sebagai Menkopolhukam baik itu Poso, Ambon, sampai Aceh.
"SBY sebagai bapak bangsa mengingatkan pada kita semua para pemimpin juga elit politik jangan sampai politik 2019 ini menjadi semakin menjurus kepada polarisasi yang berdampak pada benturan pada sesama anak bangsa," pungkasnya.
- Pesan Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani: Wakafkan Waktu
- Fahri Hamzah: AHY Bukan Harga Mati, Tapi Koalisi Pasti Jadi
- Hendrar Prihadi: Kita Bareng Warga Bangun Ekonomi dan Toleransi