Gandeng Sang Ibu, Kakak Beradik Anak Bakul Pindang Resmi Dilantik Jadi Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan

Ahmad Ridhowi dan Umi Farida, dua saudara asal Desa Pangkah, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, anak bakul pindang berhasil anggota DPRD Kabupaten Pekalongan periode 2024-2029.  IST
Ahmad Ridhowi dan Umi Farida, dua saudara asal Desa Pangkah, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, anak bakul pindang berhasil anggota DPRD Kabupaten Pekalongan periode 2024-2029.  IST

Ahmad Ridhowi dan Umi Farida, dua saudara asal Desa Pangkah, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, berhasil menorehkan prestasi gemilang. Rabu (14/8) siang, keduanya resmi dilantik sebagai anggota DPRD Kabupaten Pekalongan periode 2024-2029. 


Momen ini menjadi lebih istimewa mengingat latar belakang mereka yang sederhana, berasal dari keluarga pedagang ikan pindang di Pasar Doro.

"Sampai saat kami masih merasa tidak percaya, masih terasa mimpi," kata Ahmad Ridhowi usai dilantik.

Sebelum acara pelantikan, Ridhowi dan Farida melakukan aksi yang menyentuh hati banyak orang. Mereka membagikan ratusan ikan pindang kepada warga yang berkumpul di sekitar Alun-Alun Kajen. Tindakan ini bukan hanya sebagai simbol rasa syukur, tetapi juga bentuk penghargaan mereka terhadap profesi orang tua yang telah membesarkan mereka.

Ahmad Ridhowi menceritakan perjalanan panjangnya hingga akhirnya bisa duduk di kursi DPRD. 

“Kami ini anak pedagang pindang, keluarga yang serba kekurangan. Tapi dengan doa orang tua dan dukungan masyarakat, kami bisa berada di sini,” ujar Ridhowi dengan mata berkaca-kaca. 

“Ayah selalu bilang, yang penting itu berbuat baik dan memberi manfaat bagi sesama. Itu yang jadi motivasi utama kami.”

Ridhowi tidak bisa menutupi rasa sedihnya saat mengenang sang ayah yang sudah tiada. 

“Ayah kami tidak sempat melihat momen ini. Tapi saya yakin, beliau bangga dengan apa yang telah kami capai. Kami akan terus berjuang demi masyarakat, sesuai dengan amanah yang diberikan,” tambahnya.

Suasana pelantikan di Gedung DPRD Kabupaten Pekalongan pun berlangsung penuh haru. Ridhowi dan Farida menggandeng ibu mereka yang masih aktif berdagang di pasar. Momen ini menjadi bukti bahwa latar belakang keluarga tidak menghalangi seseorang untuk mencapai impian besar.

“Ini seperti mimpi yang jadi kenyataan. Kami datang dari keluarga miskin, tapi kami selalu berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan yang diajarkan ayah,” lanjut Ridhowi. 

“Kami yakin bahwa dengan tekad yang kuat, semua orang bisa meraih apa yang mereka impikan.”

Sebagai anggota DPRD, Ridhowi bertekad untuk mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan masyarakat kecil. 

“Saya tahu betul bagaimana rasanya hidup dalam kekurangan. Insya Allah, saya akan menjunjung tinggi amanah ini dan berjuang untuk kesejahteraan rakyat kecil,” tegasnya.

Ridhowi dan Farida mencalonkan diri dari daerah pemilihan (dapil) yang berbeda. Ridhowi maju dari dapil tiga, sementara Farida dari dapil lima. Keduanya menggunakan kendaraan politik dari Partai Amanat Nasional (PAN). Keberhasilan mereka meraih kursi di DPRD tidak hanya membanggakan keluarga, tetapi juga masyarakat Desa Pangkah yang selama ini mendukung penuh perjuangan mereka.