Ivena Amanda: Menembus Batas, Lalui Keterbatasan

Hari Disabilitas Internasional diperingati setiap 3 Desember menjadi momentum agar bangkit dan memaknai hidup.


Adalah Ivena Amanda, seorang disabilitas asal kota Yogyakarta ini, sudah 26 tahun hidup berdampingan dengan keterbatasan yang ia miliki dan mengaku sempat minder. 

Bahkan saat usia Ivena masih kanak-kanak dia kerap kali mendapatkan perlakuan yang merendahkan kondisi fisiknya.

Bahkan sempat terbersit, dirinya mempertanyakan dilahirkan dalam kondisi seperti ini. Namun dukungan orang terdekat, yang membuat Ivena bisa meraih prestasi hingga saat ini. Bahkan hal ini membuat Ivena menjadi perempuan lebih kreatif dengan memanfaatkan segala keterbatasan dimiliki.

Perempuan lulusan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma ini, saat ini sibuk berkarier sebagai HR di sebuah perusahaan IT. Selain itu, Ivena juga aktif di beberapa grup grup pendukung bagi disabilitas.

Ivena mengaku keterbatasan yang dimilikinya tidak akan membuat dirinya minder bahkan semua disabilitas memiliki hak yang sama dalam kehidupan.

Perempuan yang sudah tertarik dalam dunia teknologi sejak duduk dibangku kuliah ini bahkan pernah membuat start up (perusahaan rintisan) untuk membantu teman-teman disabilitas yang ingin menjadi enterpreneur.

Bahkan saat ini, Ivena bekerjasama dengan platform Kerjasabilitas yang mempromosikan sesama disabilitas sesuai dengan kemampuan dimiliki untuk bisa mendapatkan pekerjaan layak. Bahkan dalam segi tes, baik disabilitas dan non disabilitas tidak dibedakan memiliki hak dan kesempatan yang sama.

"Dalam pekerjaan sehari-hari meski saya ada keterbatasan tapi justru teman-teman tidak membeda-bedakan, bahkan kalau misal saya bawa barang, mereka juga tidak langsung mengkasihani saya, karena juga melihat saya yang bisa melakukan itu sendiri tanpa kesusahan, jadi mereka sangat welcome dengan saya," ungkapnya, kepada RMOL Jateng, Sabtu (4/12). 

Bahkan hingga saat ini, Ivena masih ingin memahami dunia disabilitas. Keinginan terbesar adalah bisa belajar bahasa isyarat yang sudah lama ia cita-citakan.

Ke depan, dia berharap bisa memaksimalkan dukungan kelompok yang dimiliki dan juga bisa mengkolaborasikan antara disabilitas dengan non disabilitas.

"Semuanya dimulai dari perspektif atau anggapan disabilitas yang dianggap kurang tapi ketika ada ruang bagi disabilitas, dan bisa mensupport negara ini supaya bisa lebih baik lagi," pungkasnya.