- Isi Liburan, Perpusdes Candiareng Ajak Anak Ngelapak
- KPU Karanganyar Rekam Suksesi Pilkada 2024 Lewat Buku ‘Sabda Kawula’
- Sempat Lumpuh Akibat Gempa, Bandara Lombok Sudah Kembali Normal
Baca Juga
Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Dr. Teguh Santosa seperti tak henti berkarya. Kali ini, ia membagikan pengalamannya langsung dalam berbagai konflik global lewat sebuah buku berjudul ‘Reunifikasi Korea: Game Theory’.
Melalui buku ini, Teguh coba memberikan perspektif yang lebih mendalam terhadap isu perdamaian. “Kita tentu ingin hal baik yang terjadi di negara ini dan hal-hal buruk tidak kita alami,” katanya dalam peluncuran buku ini yang berlangsung di Hall Dewan Pers, Jakarta Pusat, pada Selasa (18/2).
Hadir dalam kesempatan istimewa ini, sejumlah tokoh politik dan nasional, diantaranya Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono, Jurubicara Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Andi Mallarangeng, Faizal Akbar, Syahganda Nainggolan dan Adhie Massardi serta Hendri Satrio.
Buku ini merupakan pengembangan dari disertasinya di Program Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, yang membahas dinamika konflik dan prospek perdamaian di Semenanjung Korea.
“Buku Reunifikasi Korea: Game Theory diharapkan dapat menjadi referensi penting bagi akademisi, diplomat, dan pihak-pihak yang tertarik memahami dinamika politik dan strategi di kawasan tersebut,” katanya Teguh.
Pengalaman Teguh sebagai wartawan membuat karya akademik ini dapat dikemas menjadi mudah dan enak diikuti oleh kalangan awam sekalipun.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di Korea Utara, Teguh teringat film The Truman Show yang dibintangi Jim Carrey. Film itu menceritakan seorang pria yang tanpa sadar tinggal dalam sebuah studio raksasa, di mana semua yang dilihatnya hanyalah setting buatan.
“Ketika saya sampai di Pyongyang, saya melihat kota yang bersih, rapi, taman yang terawat, serta keluarga yang tampak bahagia. Saya langsung teringat The Truman Show dan berpikir, apakah ini ingin membuat saya terkesan,” seloroh Teguh.
Meskipun sekilas terlihat menonjolkan Korea Utara, Teguh menegaskan bahwa buku ini sebenarnya tidak berfokus pada negara tersebut.
Tema utamanya tetap tentang reunifikasi Korea, tetapi dalam proses analisisnya, ia menemukan adanya pengalihan isu yang membuat solusi justru mengarah pada state solution daripada reunifikasi yang selama ini didengungkan.
Teguh juga menulis buku wawancara dengan duta besar serta membahas konflik di Afghanistan dan Uzbekistan.
“Terima kasih untuk PT. Permodalan Nasional Madani (PNM), PT. PLN Persero dan BPJS Kesehatan yang telah mendukung dan mensupport acara ini,” pungkasnya.
- Kapolres Jepara Siap Dukung Jurnalis Suguhkan Berita Berimbang
- Isi Liburan, Perpusdes Candiareng Ajak Anak Ngelapak
- KPU Karanganyar Rekam Suksesi Pilkada 2024 Lewat Buku ‘Sabda Kawula’