Kegiatan keagamaan yang mengundang kerumunan massa di Jawa Tengah, sepakat ditiadakan sementara. Namun, apabila ada kegiatan yang harus dilakukan, maka wajib mengikuti protokol kesehatan ketat.
- Enam Pemenang Lomba Krenova Wakili Kota Salatiga Ke Tingkat Provinsi Tahun 2022
- Pemkot Semarang: Atasi Persoalan Tahunan Demi Kenyamanan Masyarakat Dan Stabilitas Perekonomian Kota
- Sore Ini, One Way Arus Balik di Kalikangkung, Diterapkan
Baca Juga
Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Daroji, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengambil langkah terhadap sejumlah kegiatan keagamaan di Jateng.
Sebab, lanjut dia, MUI pusat telah mengeluarkan fatwa, bahwa dalam kondisi tidak terkendali, maka pelaksanaan ibadah di masjid seperti shalat Jumat ditiadakan.
"Dalam rapat tadi memutuskan bahwa kondisi di Jateng masih terkendali, sehingga pelaksanaan ibadah shalat Jumat tetap akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang diperketat," kata Darodji, Selasa (17/3).
Darodji menerangkan, beberapa langkah akan diambil dalam pelaksanaan ibadah shalat Jumat di Masjid. Seperti penyediaan sabun dan hand sanitizer di tempat wudhu, pembatasan akses masuk, pengecekan kesehatan dan lain sebagainya.
"Nanti disarankan seluruh jamaah dilakukan pengecekan kesehatan menggunakan thermal gun. Sulit memang, namun kami meminta takmir masjid mengupayakan," tegasnya.
Sejumlah masjid dan mushala, lanjut dia, juga sudah diperintahkan melakukan bersih-bersih di tempat masing-masing.
Seluruh karpet yang ada, telah diperintahkan untuk digulung dan jamaah dihimbau membawa alas shalat sendiri.
"Apabila nanti kondisinya tidak terkendali, maka shalat Jumat akan kami tiadakan. Bahkan shalat wajib lain juga akan ditiadakan dan masyarakat dihimbau untuk beribadah di rumah masing-masing," tutupnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan pihaknya bersepakat untuk bekerjasama dan saling berkomunikasi untuk memutuskan kebijakan yang akan diambil, khususnya tentang pelaksanaan ibadah.
"Apabila ada perkembangan terbaru, ulama sepakat akan mengikuti segala keputusan yang diambil pemerintah. Kekuatan ulama juga akan kami optimalkan dalam upaya sosialisasi kepada masyarakat," tegasnya.
Pondok pesantren, lanjut Ganjar, juga sudah sepakat melakukan penanggulangan. Dalam rapat disepakati, bahwa santri pondok pesantren dilarang pulang, dan mereka juga dilarang dijenguk oleh keluarga.
"Pondok pesantren jadi seperti tempat isolasi. Tapi tidak hanya berdiam diri, saya usulkan moment ini dilakukan untuk membersihkan semua tempat-tempat itu agar semua sehat," tutupnya.
- Antusias Puluhan Anak Ikuti Khitanan Massal di Polsek Semarang Tengah
- Kapolres Salatiga Klaim Sukses Amankan Arus Mudik dan Arus Balik Idulfitri 1445 H
- Progres Pembangunan Pasar Rejosari Salatiga Capai 52%