Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy (Gus Rommy) mengatakan, selama masa kampanye Pilpres, lawan politik Jokowi-Maaruf Amin terus melakukan serangan melalui strategi propaganda kebohongan.
- Ditemui Ahmad Luthfi, Sopir Ngeluh Ekonomi
- Kader PDIP Sragen Berangkat ke GBK Hadiri Haul Bung Karno
- KPU Kota Tegal Gelar Jalan Sehat: Pilkada Nyenengna Gawe Bungah
Baca Juga
Propaganda kebohongan dipancarkan secara terus menerus dengan berulang-ulang dan menggunakan multi channel," kata Gus Rommy saat kunjungan ke Purbalingga, Rabu (14/11).
Menurut Gus Rommy, adanya propaganda kebohongan itu membuat Jokowi juga membuat pernyataan yang menyindir kubu lawan. Salah satunya dengan memunculkan istilah Politik sontoloyo dan politik Genderuwo. Karena kubu lawan yang memulai.
Ada aksi tentu ada reaksi," katanya.
Rommy menyebut, ada sejumlah ciri propaganda kebohongan yang digencarkan lawan Jokowi di masa kampanye. Masing-masing dilakukan secara massif, cepat dan berulang ulang dan tidak konsisten.
Dia mencontohkan saat Cawapres Sandiaga Uno menyampaikan ada tempe setipis ATM.
Ketika ditemui ternyata tempe tidak setipis ATM mereka tidak perlu melakukan klarifikasi karena itu memang bagian propaganda mereka yang penting sudah mengganggu memori orang banyak ," tegasnya.
Ciri lain dari propaganda kebohongan adalah tidak perlu ada keselarasan dengan kenyataan. Gus Rommy mencontohkan saat Capres Prabowo menyampaikan bahwa tahun 2030 Indonesia akan hancur itu juga tidak mungkin.
Selain itu Prabowo juga menegaskan bahwa jika dia jadi presiden maka tidak akan ada impor.
Ini juga tidak mungkin. Saat ini tidak ada negara di dunia yang tidak melakukan impor," katanya.
- Sahabat FBI di Semarang Dukung untuk Firli Bahuri Jadi Presiden
- Pegiat Seni Di Cilacap Kompak Siap Komitmen Dukung Andika-Hendi
- Ganjar Dorong Perusahaan Lokal Nasional Terus Berkembang