Pembangunan jembatan Watubangkong yang menghubungkan Blado-Dieng senilai Rp 1,4 miliar sudah rampung. Konstruksi jembatan itu mirip jembatan tol Kalikangkung, lengkap dengan lampunya.
- Polda Jateng Prediksi Puncak Arus Balik Lebaran, 5-7 April
- Peringati Hari Pers Nasional, PWI Surakarta Refleksi Peran Media
- Disperkim Kota Semarang Tambah Dua Taman Pasif
Baca Juga
Meski sudah selesai, ketinggian besi lengkung di atas jembatan mendapat kritikan dari sejumlah warga. Ada yang menilai ketinggian besi lengkung itu itu terlalu rendah.
"Kayak terlalu rendah ya, takutnya bus gak bisa lewat," kata Nur (27), warga sekitar, Kamis (4/11).
Proyek yang dikerjakan oleh CV. Subur Makmur asal Semarang itu berada di jalur menuju agrowisata kebun teh Pagilaran. Sebuah obyek wisata yang cukup ramai sepanjang akhir pekan.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Jalan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Batang, Endro Suryono menyatakan ketinggian besi di kisaran 4 meter lebih. Hal itu bahkan sudah melebihi Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 2021 dan Pertarungan Mentari PUPR No 5 Tahun 2018.
"Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa ukuran tinggi maksimal untuk jalan kelas 3 adalah 3,5 meter. Sedangkan yang kami bangun adalah 4 meter," kata Endro di kantornya.
Ia menyebut bahwa ketinggian jembatan itu masih bisa dilewati bus. Perhitungannya, tinggi bus ukuran besar berkisar 3,8 meter. Artinya masih ada sisa 20 cm.
Jembatan itu juga bisa dilalui truk besar yang tidak melebihi kapasitas. Bobot maksimal kendaraan yang melintas di jalan kelas 3 atau jalan kabupaten adalah 12 ton.
"Tujuannya untuk keselamatan lalu lintas. Kalau tidak terlalu tinggi otomatis bebannya tidak terlalu berat," jelasnya.
- Gandeng Damkar, BPI Latihan Padamkan Kebakaran Tangki PLTU Batang
- Alfamart Bantu Kebutuhan Pokok ke BPBD Batang untuk Korban Gempa
- Gubernur Ganjar Berikan Bantuan di Kendal