Situasi pandemi Covid-19 yang membuat semua serba sulit dan memukul kegiatan ekonomi, sosial dan politik merupakan tempat untuk belajar.
- Kunjungi Jokowi di Solo, Mahathir Ingat Soeharto
- Lautan Manusia Sambut Kepulangan Jokowi
- Pemkot Solo Siapkan Penyambutan Jokowi Pasca Purna Tugas
Baca Juga
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengibaratkan semua hantaman tersebut bak api.
"Krisis, resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau bisa, kita hindari, tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari,” kata Jokowi dalam pidatonya, seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL.
Menurutnya, api bisa membakar jika tidak mampu dikendalikan dan akan menguntungkan jika bisa mengendalikannya dengan baik dalam situasi gawat darurat saat ini.
"Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan,” katanya.
"Kita ingin pandemi ini menerangi kita untuk mawas diri, memperbaiki diri, dan menguatkan diri, dalam menghadapi tantangan masa depan,” imbuhnya.
Presiden dua periode ini juga mengibaratkan pandemi seperti kawah candradimuka atau diartikan dengan tempat penggemblengan dalam istilah pewayangan. Menurutnya, pandemi tempat untuk mengajarkan dari segala risiko yang dihadapi negara dalam kurun waktu satu setengah tahun ini.
"Pandemi itu seperti kawah candradimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah. Pandemi memberikan beban yang berat kepada kita, beban yang penuh dengan risiko, dan memaksa kita untuk menghadapi dan mengelolanya," lanjutnya.
Dia mengatakan, ujian yang dialami Indonesia saat ini juga diibaratkan dengan dua sisi mata uang, dan beban hidup saat ini harus diartikan dengan baik agar menjadi bangsa yang tahan banting.
"Ujian dan asahan menjadi dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Bukan hanya beban yang diberikan kepada kita, tetapi kesempatan untuk memperbaiki diri juga diajarkan kepada kita," tandasnya.
- Gandeng Tiongkok, Presiden RI Resmikan KEK Industropolis Batang
- Kunjungi Jokowi di Solo, Mahathir Ingat Soeharto
- Surat Terbuka untuk Presiden RI, Jangan Pangkas Anggaran Warga Miskin dan Keselamatan!