Jumlah Pembeli Merosot, Pedagang Pasar Bulu Pilih Hengkang

Sejak direvitalisasi lima tahun lalu, jumlah pedagang yang ada di Pasar Bulu turun secara signifikan. Kondisi tersebut membuat sejumlah pedagang hengkang dan berjualan di tempat lain.


Penasehat Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) sub Pasar Bulu, Deddy Sudiardi, mengatakan hal itu terus terjadi karena turunnya minat masyarakat berbelanja di Pasar Bulu.

Sebelum direvitalisasi, pedagang mencapai 350 orang. Sekarang, turun jadi kisaran 200 pedagang. Penurunannya lantaran pasar sepi pembeli," katanya di sela acara Grebeg Pasar Bulu, Minggu (2/12).

Deddy menilai desain yang tidak pas menjadi salah satu penyebab menurunnya animo masyarakat ke Pasar Bulu. Menurutnya, sejak awal revitalisasi para pedagang tidak dilibatkan agar bisa revitalisasi bisa sesuai dengan kebutuhan pedagang dan pembeli.

Itu karena pedagang tidak diajak diskusi soal desain. Tau-tau desain ada dan siap bangun. Ya jadinya begini, eskalatornya ndak jalan. Terus ada jalan lorong pasar yang sempit, padahal pedagang pembeli kalau bawa belanjaan bisa banyak. Kalau sempit, kan malah merepotkan,"terang dia.

Deddy juga mengatakan kalau desain ventilasi dan cahaya masuk masih kurang. Kata dia, desain ventilasi masih kurang sehingga sirkulasi udara kurang terbentuk dengan baik.

Kan kalau begini jadinya pengab. Apalagi kalau misal banyak orang di dalam pasar, mungkin rasanya kurang nyaman untuk lama di pasar. Padahal kan, pembeli di pasar tradisional harus lama karena mencari kebutuhan banyak, dan belum lagi proses tawar menawar,"katanya.

Meski demikian Deddy menyatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Saat ini, lanjut dia, yang bisa dilakukan pihaknya hanya mengupayakan agar Pasar Bulu menjadi ramai.

Makanya ini, kami gelar acara mengajak pedagang dan segenap masyarakat dan seniman yang peduli. Agar jadi ramai lagi kayak dulu,"pungkasnya.