Selain Pandemi Covid-19, Provinsi Jawa Tengah juga menghadapi penyakit yang menyerang paru-paru lainnya, yakni penyakit Tuberculosis (TBC).
- Peduli Kedahatan Mata, Sido Muncul Gelar Operasi Katarak Gratis di Jogjakarta
- Golkar Sukoharjo Vaksin Kader Partai
- Petugas PIPP Rumah Sakit Berperan Penting Perkuat Kepuasan Peserta JKN
Baca Juga
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, mengatakan jumlah penyakit Tuberculosis di Jateng hingga triwulan kedua tahun 2020 mencapai 23.919 penderita.
"Jumlah penderita penyakit Tuberculosis ini terhitung sangat banyak. Temuan kasus tertinggi adalah di Kabupaten Tegal dengan jumlah 1.832 penderita," kata Yulianto, Kamis (23/7).
Yulianto menambahkan, jika jumlah penderita penyakit Tuberculosis ini diklasifikasikan dalam kelompok usia, maka jumlahnya hampir merata.
Dia mengatakan mulai usia 0-4 tahun jumlah penderitanya 7 persen. Kemudian usia 5-15 tahun sebanyak 5,3 persen, 15-24 tahun penderitanya 15,4 persen. Lalu, usia 23-34 tahun sebanyak 14,7 persen, usia 35-44 tahun sebanyak 15 persen.
Penderita penyakit Tuberculosis usia 45-54 tahun sebanyak 16 persen,lalu pada usia 55-60 tahun sebanyak 15,9 persen, dan usia lebih dari 60 tahun sebanyak 11,2 persen.
"Kalau dijumlahkan, penderita penyakit Tuberculosis ini paling banyak adalah usia produktif," terangnya.
Lebih jauh, Yulianto mengatakan jajarannya telah melakukan deteksi dini pada penyakit Tuberculosis tersebut.
Selain itu, dia mengatakan jajarannya juga memberikan pengobatan kepada penderita penyakit Tuberculosis dalam jangka waktu panjang.
Lalu juga memberikan obat pencegahan kepada masyarakat yang melakukan kontak erat dengan penderita penyakit Tuberculosis.
"Kalau secara umum, kami juga terapkan protokol kesehatan yang relatif sama dengan Covid-19. Karena dua penyakit ini sama-sama menyerang paru-paru. Kami minta masyarakat pakai masker," tutup dia.
- Bulan Dana PMI 2022 Ditargetkan Capai Rp1,7 Miliar
- Isolasi Terpusat Rumdin Bakal Dipindah ke RSUD Mijen
- Jateng Terus Genjot Vaksinasi