Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Batang Arief mengakui jumlah guru TK hingga SMP belum ideal.
- Keren! 5 dari 15 Sumpahwan Dokter Gigi UMS Raih IP 4.0
- Dewan Akan Sidak ke Sekolah Saat PTM Berlangsung
- Mahasiswa Internasional Meriahkan Jalan Santai Milad ke 64 UMS
Baca Juga
Hingga saat ini, kabupaten Batang masih membutuhkan sekitar 1.000 guru untuk memenuhi kebutuhan minimum.
"Sekarang ini ada guru yang merangkap saat mengajar, tentu itu juga memberatkan," kata Arief, Kamis (25/11).
Ia menyebut jumlah minimal kebutuhan guru di Batang sekitar 6.000-an. Namun, jumlah saat ini baru mencapai 5.000-an.
Mayoritas guru di Kabupaten Batang berstatus Wiyata Bakti yang berjumlah di kisaran 2.700-an. Sisanya, guru berstatus aparatur sipil negara.
Pihak Pemkab akan menerapkan dua strategi untuk memenuhi kebutuhan guru. Pertama dengan mengajukan 810 PPPK guru pada 2022.
"Yang kedua, Kami akan mengadakan seleksi tenaga guru dan administrasi sekolah kontrak," jelasnya.
Penggajian tenaga kontrak akan menyesuaikan peraturan Bupati Batang tentang BOSDA. Harapannya masalah kekurangan guru TK hingga SMP bisa teratasi.
Dalam waktu dekat, pihak Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Batang akan melakukan pendataan kebutuhan guru. Ia akan mencari tahu pasti kebutuhan guru kelas hingga mata pelajaran per sekolah.
Terkait Hari Guru Nasional dan HUT PGRI, Bupati Batang Wihaji berharap PGRI mensupport pemerintah daerah. Para guru harus mensupport program Pemda dan sebaliknya.
"Untuk kebutuhan guru, tahun 2022 kami buka 810 PPPK guru. Saya sudah tanda tangan. Jadi siap-siap saja tahun depan," jelasnya.
- 16 Dokter Gigi UMS Cumlaude, 4 Mumtaz
- Ketua KPK Firli Bahuri: Pendidikan, Senjata Paling Ampuh untuk Mengubah Dunia
- Sekolah di Batang Terapkan 100 Persen Tatap Muka