Menyusul terjadinya ledakan petasan di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kebumen yang menewaskan empat orang dan melukai empat orang lainnya, Polda Jateng memburu penjual serbuk obat petasan ke Kabupaten Pati. Obat itu dibeli secara online oleh salah satu korban.
- Video Viral Mobil Goyang di Grobogan, Pihak Kepolisian Lakukan Penyelidikan
- Main Di Waduk Jatibarang, Dua Orang Anak-anak Di Bawah Umur Tewas Tenggelam
- Seorang Nenek di Wonogiri Tewas Gantung Diri
Baca Juga
Menyusul terjadinya ledakan petasan di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kebumen yang menewaskan empat orang dan melukai empat orang lainnya, Polda Jateng memburu penjual serbuk obat petasan ke Kabupaten Pati. Obat itu dibeli secara online oleh salah satu korban.
"Kami memburu penjual serbuk petasan yang dijual secara online. Pemesanan diketahui dari salah seorang penjual di Kabupaten Pati," kata Kapolda Jateng Irjen Pol Drs Ahmad Luthfi, SH, SST, MK, di Kebumen, Jumat (14/5/2021).
Kapolda mengungkapkan, pihaknya kesulitan untuk mendapat informasi lebih detail terkait asal-usul dan penyebab meledaknya obatnya obat petasan di Kebumen karena para pelakunya sudah meninggal dunia.
"Kami mendapat informasi dari seorang pelaku yang luka-luka dan saat ini juga masih di rawat di rumah sakit, jika obat mercon dibeli secara online. Namun salah satu korban tersebut tidak tahu pasti pemesannya lewat aplikasi apa dan pengirimannya dengan cara apa.Yang jelas, jaringan penjual obat petasan akan kami buru,†katanya.
Dibagian lain Kapolda mengatakan, polisi telah memeriksa 16 orangsaksi, termasuk korban yang selamat dan masih dirawat di rumah sakit. Selain itu polisi juga melakukan olah TKP.
Diduga, pemicu ledakan dari salah seorang korban yang merokok. Hal ini dikuatkan dengan temuan bungkus rokok dan korek api.
"Pemicu ledakan kemungkinan besar dari percikan api rokok dari salah satu korbannya,†kata Kapolda.
Saat olah TKP, polisi juga menemukan sekitar 400 selongsong petasan. Namun polisi belum bisa memastikan, apakah petasan itu akan dibunyikan sendiri saat hari H Lebaran atau akan dijual ke masyarakat umum.
"Karena pelaku atau korban utamanya meninggal semua,jadi kami tidak bisa memastikan selongsong petasan itu akan dijual atau dibunyikan sendiri,†tambah Kapolda.
Untung (55) orang tua korban meninggal Muhamad Taufik sempat mengingatkan anaknya untuk tidak membuat dan membeli petasan. Menurut Untung, hal itu karena tetangga tidak semua suka dengan bunyi petasan yang memekakan telinga.
"Anak saya Taufik bekerja di luar kota, dia pulang untuk lebaran. Petasan itu saya juga tidak tahu asalnya darimana,†kata Untung.
Untung juga memastikan, anaknya tidak menjual petasan. Kemungkinan petasan yang dibeli justru akan dibunyikan bersama teman-temannya saat malam takbiran dan saat hari lebaran.
- Dua Hari Tak Keluar Rumah, Warga Grobogan Ditemukan Tewas
- Gudang di Dekat Mall Ramayana Pekalongan Terbakar, Jadi Tontonan Warga
- Presiden Joko Widodo: Pembangunan Paralympic Training Center Berstandar Internasional