- Terpeleset Masuk Sumur, Lansia Di Mrebet Ditemukan Tak Bernyawa
- Potong Tumpeng, Bupati Yuli Hastuti Tandai Peringatan Hari Kartini Ke-146
- Tazkiyyatul: Semoga Kita Bisa Berkontribusi Pada Negara
Baca Juga
Blora - Pemerintah Kabupaten Blora memperingati Hari Kartini pada Senin (21/04) dengan cara yang istimewa.
Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) perempuan, kompak mengenakan kebaya sebagai busana wajib dalam momentum pada hari tersebut. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Sekretaris Daerah (Sekda) Blora, Komang Gede Irawadi.
Dalam Surat Edarannya Sekda Kabupaten Blora menyampaikan agar pada hari Senin 21 April 2025 seluruh Aparatur Sipil Negara perempuan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blora mengenakan kebaya dalam rangka memperingati Hari Kartini.
Sekda sebutkan kesempatan ini adalah sebagai momentum untuk mengenang perjuangan Raden Ajeng (RA) Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan serta merefleksikan peran perempuan dalam pembangunan bangsa.
Sementara itu, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Blora tampil elegan dan cantik mengenakan busana kebaya bermotif bunga pada peringatan Hari Kartini yang digelar di pendopo rumah dinas Bupati Blora, Senin (21/04).
“Terima kasih kepada ibu-ibu semuanya, luar biasa ibu-ibu tampil hari ini, begitu elegan, begitu cantik dengan busana kita, yaitu kebaya. Saya sangat mengapresiasi, dan saya akan beri kesempatan nanti untuk tampil ke depan. Bukan fashion show, tetapi parade, kita saling menonton,” kata Ketua DWP Kabupaten Blora Ratnasari Irawadi.
Ia menjelaskan agenda peringatan Hari Kartini 2025 digabungkan dengan agenda lainnya yakni rapat kerja dan halalbihalal. “Tema hari ini adalah Semangat Kartini Dalam Indahnya Silaturahmi,” ucapnya.
Ia menyampaikan peringatan Hari Kartini tidak untuk sekadar dirayakan secara seremonial, kemudian memakai kebaya, kemudian tampil pada parade.
"Beliau (RA Kartini), mungkin tidak ada waktu untuk hal-hal yang tidak baik, beliau lebih senang berkoresponden, bersurat dengan teman-temannya yang ada di luar sana, sehingga beberapa surat Kartini bisa dibaca oleh Ibu-ibu,” tambahnya.
Dikatakan lebih lanjut, berkaitan halalbihalal bulan Syawal 1446 Hijriah, yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Kartini, Ratnasasi Irawadi menyampaikan mohon maaf lahir dan batin. Sebagai bagian peringatan Hari Kartini juga dibacakan sejarah singkat Raden Ajeng Kartini.
Pada kesempatan yang Hj. Siti Chomariah, dalam tausiahnya menyampaikan R.A. Kartini memang bisa disebut sebagai sosok pluralisme.
“RA Kartini tidak hanya berjuang untuk emansipasi perempuan, tetapi juga menunjukkan sikap toleransi dan menghargai perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan. RA Kartini tidak membatasi ruang geraknya,” tuturnya.
Kartini aktif berinteraksi dengan berbagai golongan, baik masyarakat pribumi maupun orang Eropa, termasuk orang-orang Belanda. Ia juga menjalin hubungan persahabatan dengan tokoh-tokoh Belanda yang memiliki pandangan dan latar belakang berbeda.
Kartini berjuang untuk kesetaraan gender dan hak-hak perempuan, termasuk hak pendidikan dan akses ke dunia kerja. Ia juga menentang praktik-praktik yang merugikan perempuan, seperti pingitan dan poligami.
- Dindagkop UKM Rembang Mulai Lakukan Sosialisasi Pembentukan Koperasi Merah Putih
- Warga Resah Atas Aksi Kera Berekor Panjang Yang Masuk Rumah
- MTI Serukan Pentingnya Masterplan Untuk Integrasi Dan Keberlanjutan