Kebutuhan Tenaga Teknologi Informasi Meningkat, Kemendikbudristek Fasilitasi SMK Vokasi

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memfasilitasi kerja sama antara satuan pendidikan vokasi yakni sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan BNET Academy.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memfasilitasi kerja sama antara satuan pendidikan vokasi yakni sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan BNET Academy.

Kebutuhan tenaga kerja di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diproyeksi terus meningkat di masa depan. Karena itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang relevan dengan sektor tersebut.


Untuk mewujudkan pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri khususnya di bidang TIK, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memfasilitasi kerja sama antara satuan pendidikan vokasi, dalam hal ini sekolah menengah kejuruan (SMK), dengan PT Zona Edukasi Nasional (BNET Academy).

Dalam kerja sama ini melibatkan 41 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kompetensi keunggulan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di wilayah Purwakarta, Cikarang, dan Karawang, Jawa Barat.

Penandatanganan kerjasama berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbudristek, Selasa (10/9) tersebut, mencakup pada peningkatan kompetensi dan relevansi para siswa. Di antaranya terkait penyelarasan kurikulum, magang siswa dan guru, guru tamu, hingga rekrutmen lulusan.

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Adi Nuryanto mengatakan, perjanjian kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Webinar Sosialisasi Akselerasi Keterampilan dengan PT Wahana Internet Nusantara (BNET) pada 21 Agustus 2024. BNET sendiri merupakan holding company dari BNET Academy.

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Adi Nuryanto

Adi Nuryanto menilai kerja sama dengan BNET Academy sangat strategis dan diperlukan mewujudkan relevansi pendidikan vokasi dengan industri, khususnya industri bidang TIK. Tidak hanya itu, sebagai industri Internet Service Provider (ISP) lokal, kerja sama dengan BNET selaras dengan tujuan pendidikan vokasi untuk bisa berkontribusi dalam mendorong pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal.

“Dengan kerja sama ini, kita tidak hanya mendorong relevansi lulusan kita agar bisa memenuhi harapan industri, tetapi juga diharapkan mampu menggerakan ekonomi berbasis potensi lokal,” kata Adi Nuryanto.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin menambahkan, pekerjaan bidang TIK memberikan kesempatan besar bagi pekerja/masyarakat untuk meningkatkan penghasilan.

“Para pekerja bidang TIK ini dapat masuk dalam kelompok kelas menengah, atau bahkan masyarakat penghasilan tinggi yang sangat dibutuhkan Indonesia saat ini untuk bergerak menjadi negara maju dan keluar dari middle income trap,” tuturnya.

Karena itu, kata Tatang, kesempatan serta peluang kerja di bidang TIK yang sangat besar harus dioptimalkan. Salah satunya dengan kesiapan SDM yang selaras dan relevan serta mampu memenuhi harapan industri TIK yang terus berkembang.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur BNET, Roberto Gustinov menilai pentingnya kerja sama antara industri dengan dunia pendidikan dan termasuk dengan SMK.

Sejak berdiri pada 2010, kata Roberto, BNET menyadari banyak sekali kebutuhan industrinya yang justru disediakan oleh SMK, termasuk terkait dengan ketersediaan SDM. Sayangnya, gap kompetensi yang dibutuhkan oleh industri dan lulusan SMK dinilai masih cukup lebar selama ini.

“Dan ini adalah panggilan kami untuk berkontribusi pada dunia pendidikan dan mempersempit gap antara lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan industri,” pungkas Roberto.