Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Semarang kembali berjalan, setelah sempat dihentikan akibat adanya temuan beberapa siswa yang terkonfirmasi Covid-19. Seluruh sekolah negeri di ibukota Jateng ini telah menerapkan PTM, namun beberapa sekolah swasta memutuskan tetap melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.
- Hendi Minta Sanksi DO Tiga Siswi Pelaku Perundungan, Disdik Belum Mau Komentar
- Pemkot Semarang Kucurkan Rp 27 Miliar untuk Beasiswa Murid Berprestasi
- Disdik Harap Identitas Pelaku Perundungan Tidak Menyebar
Baca Juga
‘’Anak saya sempat seminggu masuk sekolah, itu pun hanya dapat jadwal 2 hari, Senin dan Kamis. Sudah enak, katanya, ketemu guru dan temen-temannya, walaupun cuma belajar dua jam. Tapi, disetop lagi. Saya minta, kalau sudah aman, lebih baik sekolah lagi. Kasihan anak-anak, bosan dan jenuh di rumah. Lebih baik belajar tatap muka,’’ kata Novi Kurniasari (46), salah satu orang tua murid, kepada RMOL Jateng, Rabu (24/11).
Novi meminta agar protokol kesehatan (prokes) di sekolah diterapkan secara ketat, sehingga PTM tak berisiko menjadi klaster penularan Covid-19.
‘’Saya setuju, PTM dilanjutkan, asalkan prokes diterapkan secara ketat. Apalagi disiplin anak-anak memakai masker mulai kendor,’’ kata ibu rumah tangga warga Perumnas Pucanggading. Anaknya duduk di bangku kelas 9 sebuah sekolah swasta di Kota Semarang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri yang dihgubungi terpisah mengatakan, pihaknya terus melakukan pengawasan ketat kepada sekolah yang menggelar PTM.
‘’Kami terus memantau dan mengawasi ketat penerapan prokes di sekolah yang menggelar PTM. Jangan sampai kendor, ‘’ tegasnya.
PTM di Kota Semarang pembelajaran hanya berlangsung selama dua jam, tanpa jeda waktu istirahat. Bahkan begitu siswa masuk langsung menuju kelas, termasuk saat jam pulang sekolah, siswa di himbau untuk menunggu dikelas jika belum dijemput.
Upaya untuk mengantisipasi penularan di luar sekolah sudah dilakukan oleh Dinas Pendidikan secara maksimal.
"Kami harap antar jemput bisa terus dilakukan. Yang antar jemput kami berharap yang sudah terbiasa menjemput," ungkapnya.
Gunawan juga meminta keluarga bisa mengantisipasi terjadinya penularan di lingkungan rumah. Dengan adanya temuan kasus di sekolah beberapa waktu lalu, akan menjadi evaluasi bagi Dinas Pendidikan dalam penerapan PTM selanjutnya.
- Hendi Minta Sanksi DO Tiga Siswi Pelaku Perundungan, Disdik Belum Mau Komentar
- Pemkot Semarang Kucurkan Rp 27 Miliar untuk Beasiswa Murid Berprestasi
- Disdik Harap Identitas Pelaku Perundungan Tidak Menyebar