Para ibu rumah tangga tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Mandiri Dusun Seduwet, Desa Karangrejo, Kecamatan Kerjo 'vakum' dari dunia pertanian selama musim kemarau.
- Pemberangkatan Perdana Estafet Tunas Kelapa Dari Kabupaten Karanganyar
- Warga Curhat Jalan Rusak dan Rumah Tergerus Erosi Sungai Bengawan Solo
Baca Juga
Biasanya mereka membuat bibit cabe, terong dan sayuran. Lalu, bibit tanaman sayur dan cabai tersebut untuk dijual atau ditanam sendiri.
Eny, salah satu perwakilan dari kelompok tani tersebut mengaku selama musim kemarau bibit tersebut tidak laku dijual. Alhasil, mereka berupaya keras untuk tetap bisa 'berpenghasilan' agar dapur mereka tetap bisa mengebul.
"Jika musim panas (kemarau), bibit cabai dan sayuran yang kami buat tidak laku," jelasnya Minggu, (18/6).
Mereka tidak ingin memanfaatkan waktu luang di rumah usai mengurus rumah tangga namun ingin produktif. Hingga akhirnya tercetus ide untuk membuat kerupuk bawang.
Mereka menggunakan modal dan peralatan sederhana, mengolah bahan baku tepung dan campuran bumbu membuat adonan kerupuk.
Usaha dan kerja keras mereka mulai membuahkan hasil. Kerupuk olahan berasal dari dapur rumah tangga ibu-ibu kelompok tani mulai dikenal dan disukai pasar meski pemasaran masih terbatas.
"Hasilnya lumayan laku di pasaran,” lanjut Eny.
Melihat kreativitas dan ketekunan kelompok tani wanita tersebut, Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto tertarik melihat secara langsung produksi kerupuk bawang mereka.
Politisi PDIP ini mengapresiasi dan bangga dengan KWT Mandiri Dusun Seduwet, Karangrejo dikelola ibu-ibu rumah tangga tersebut.
"Kita terima keluhan mereka. Apakah yang menjadi kendalanya. Pasti akan kita bantu carikan solusi," ucap Rober.
Rober juga menyatakan, akan membantu memasarkan produk olahan kerupuk bawang tersebut.
“Kami jelas mendukung penuh KWT Mandiri 1 ini. Kerupuknya enak dan harganya terjangkau masyarakat,” pungkasnya.
- Pemberangkatan Perdana Estafet Tunas Kelapa Dari Kabupaten Karanganyar
- Warga Curhat Jalan Rusak dan Rumah Tergerus Erosi Sungai Bengawan Solo