- Pemerintah Percepat Pengangkatan CASN: CPNS Selesai Juni 2025, PPPK Oktober 2025
- Retreat, Sinergi Pemerintah dan Desa Demi Purbalingga B-A-R-U
- Bank Jateng Raih Penghargaan CSR Award dari Pemprov Jateng
Baca Juga
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha mengatakan, KBRI Kuala Lumpur mendorong pemerintah Malaysia melakukan investigasi menyeluruh terkait penembakan Warga Negara Indonesia (WNI) di perairan Tanjung Rhu, Selangir Malaysia, Jumat (24/1) lalu.
Langkah ini dilakukan mengingat adanya beda pandang dan keterangan antara saksi di lokasi kejadian (WNI yang selamat-red) dengan pernyataan Direktur Jenderal Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), Laksamana Datuk Mohd Rosli.
“KBRI sedang mengumpukan informasi untuk mendapatkan gambaran yang jelas terkait kejadian ini sekaligus mendorong pemerintah Malaysia melakukan investigasi menyeluruh termasuk adanya dugaan penggunaan kekuatan berlebihan (excessive use of force-red),” kata Nugraha dikutip Jumat (31/1).
Lebih lanjut Nugraha menjabarkan, dari informasi yang diperoleh pihaknya, dua korban yang kondisinya stabil mengatakan tidak ada perlawanan dengan senjata tajam kepada petugas Malaysia.
Fakta ini berbanding terbalik dengan pernyataaan Laksamana Datuk Mohd Rosli yang mengklaim penembakan terjadi karena kapal yang mengangkut WNI menghindari pengejaran.
Bahkan petugas APMM menambahkan selain menabrak kapal patroli, mereka juga mendapatkan penyerangan dengan parang panjang dari PMI. “Sebagai pertahanan diri, tembakan peringatan diarahka ke kapal itu, namun kapal itu tancap gas dan dapat lolos,” ujarnya.
Diketahui, petugas Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) menembak warga Indonesia (WNI) di perairan Tanjung Rhu, Selangir Malaysia, Jumat (24/01). WNI yang menjadi korban adalah pekerja migran (PMI) yang disebut Tengah berusaha keluar Malaysia secara ilegal.
Kombes Juliarman Pasaribu, Atase Polri KBRI Kuala Lumpur menyampaikan bahwa dari insiden tersebut 1 orang tewas dan 4 orang terluka parah. “Empat korban yang dirawat, satu korban masih dalam kondisi koma setelah dilakukan operasi. Satu lagi masih perlu perawatan dan dua diantaranya telah dinyatakan sehat dan sedang menghadapi proses penyelidikan di kepolisian Malaysia,” ungkap Juli, Kamis (30/01).
Dari kejadian ini, Juliarman juga menduga adanya dugaan sindikat penyeludupan WNI ke Malaysia, sekaligus menyatut satu nama ‘Malik’ sebagai agen PMI ilegal.
- Pemerintah Percepat Pengangkatan CASN: CPNS Selesai Juni 2025, PPPK Oktober 2025
- Retreat, Sinergi Pemerintah dan Desa Demi Purbalingga B-A-R-U
- Bank Jateng Raih Penghargaan CSR Award dari Pemprov Jateng