Ketua MPR: Halal Bihalal Tradisi Khas Indonesia

Ketua MPR Zulkifli Hasan menghadiri acara halal bihalal Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, di Aula KH Ahmad Dahlan, Menteng, Jakarta, Rabu (4/7).


Selain  Zulkifli, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua DPR Fachri Hamzah, Gubernur Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum PPP Rohamurmusy serta beberapa  anggota MPR dan menteri Kabinet Kerja, para duta besar negara sahabat, serta tokoh, pengurus, dan aktivis Muhammadiyah turut hadir dalam acara tersebut.

Dalam sambutan, Ketua PP Muhammadiyah Haidar Nashir mengatakan acara ini sekaligus silaturahmi untuk mempertautkan persaudaraan.

"Mungkin ada persaudaraan kita yang terputus. Untuk itu dalam silaturahmi yang kita lakukan ini juga untuk merajut kembali persaudaraan, serta mari kita jadikan acara seperti ini untuk silaturahmi kebangsaan", ujarnya dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL

Zulkifli menilai halal bihalal merupakan tradisi khas bangsa Indonesia yang harus terus dijaga dan dilestarikan.

Kegiatan silaturahmi seperti halal bi halal menurut pria asal Lampung itu perlu diperbanyak apalagi di tahun politik menjelang Pemilu Presiden 2019.

"Silaturahmi antar parpol juga perlu dilakukan", ucapnya.

Zulkifli memberikan contoh kemarin NU telah melakukan halal bi halal, hari ini Muhammadiyah. Selanjutnya Zulkifli mengharap agar lembaga negara yang lain dan partai politik melakukan hal yang sama.

"Jadi kalau di tahun politik banyak silaturahmi, itu berarti bagus", ungkapnya.

Ketua Umum PAN ini menilai dalam menghadapi bursa Capres dan Cawapres, diharapkan partai politik semakin intens bertemu.

Menurutnya dengan adanya pertemuan antar ketua partai penyusunan komposisi lintas partai dalam menghadapi Pemilu Presiden bisa kuat dan diterima masyarakat.

"Besok pagi saya mengundang Anies Baswedan. Sebelumnya saya mengundang Pak Prabowo, Cak Imin, Rizal Ramli, dan Pak Gatot", ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Zulkifli juga menyikapi tenggelamnya KM Sinar  Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara dan KM Lestari Maju di Selat Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Tenggelamnya dua kapal tersebut membawa duka bagi bangsa Indonesia. Ada banyak korban jiwa dan raga dalam kejadian tersebut.

Zulkifli menilai tenggelamnya kapal motor yang beruntun bisa dikatakan kelalaian. Ia meminta pemerintah jangan sampai ada kesan terjadi  pembiaran.

"Kalau terjadi ketiga atau terulang lagi itu merupakan bentuk ketidakpedulian. Jadi harus ada yang bertanggungjawab", ujarnya.