Kirab Merah Putih Haul Mbah Hasan Surgi Batang, Intelnya Pangeran Diponegoro

Kirab Merah Putih Haul Mbah Surgi di Kabupaten Batang. RMOL Jateng
Kirab Merah Putih Haul Mbah Surgi di Kabupaten Batang. RMOL Jateng

Ribuan warga Kabupaten Batang berbondong-bondong berdiri di pinggir jalan protokol. Mereka menyaksikan Kirab Merah Putih dalam rangka Haul KH Hasan Surgi Jatikusumo.


Tampak bendera sepanjang 200 meter diarak ratusan pelajar SMP dan SMA melewati jalan protokol mulai dari depan Rumah Dinas Bupati hingga makam Mbah Surgi. Para pelajar berjalan sejauh tiga kilometer.

Kirab merah putih itu juga dimeriahkan oleh penampilan drum band serta rombongan TNI, Polri, ASN hingga ormas. Total ada 1.500 peserta kirab merah putih.

"Kirab merah putih ini diselenggarakan tiap tahun sekali dalam rangka memperingati Haul Mbah Surgi Jatikusumo. Kami mengerahkan seluruh elemen masyarakat, ada tni, polti, asn, pelajar kemudian ormas," kata Penjabat Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki usai melepas kirab, Jumat (16/2).

Ia menyebut, merah putih adalah simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sebagai anak bangsa, seluruh elemen harus menjaga dan menghormati. Salah satu caranya adalah menggelar kirab merah putih.

Lani menyebut rangkaian Haul KH Hasan Surgi Jatikusumo tidak hanya kirab tapi juga khotmil Quran. Puncak Haul Manaqib dan Pengajian akbar.

"Yang rencananya akan dihadiri abah habib luthfi dan gus miftah di makam mbah Kiai Surgi," ujarnya.

Kyai Hasan Surgi Jatikusumo, tak hanya dikenal sebagai tokoh agama, melainkankan juga pejuang Perang Diponegoro atau Perang Jawa pada masa Hindia Belanda. Atau yang sekarang disebut Indonesia.

Mbah Surgi juga merupakan sosok penting dalam perjuangan Mataram Islam, karena dia adalah telik sandi atau agen rahasia dari Bendara Raden Mas Antawirya atau Pangeran Diponegoro.

Konon, Kyai Surgi bahkan mendapat mandat langsung dari Pangeran Diponegoro, untuk memimpin 1.000 prajurit Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Batang kala itu.

Mbah Kyai Surgi juga selalu memantau pusat-pusat latihan bela diri gerilyawan, sebelum berperang, di antaranya di Subah dan Limpung.