Pemerintah Kabupaten Kudus dan sejumlah perusahaan swasta berkolaborasi secara massif untuk penanganan stunting, bedah rumah tidak layak huni, ekonomi kreatif serta dukungan atas beberapa program strategis daerah.
- 50.828 Buruh Rokok di Kudus Diguyur Duit Rp600 Ribu
- Pabrik Rokok di Kudus Kesulitan Tenaga Kerja, Pelamar Banyak Pilih-pilih Pekerjaan
- Torehkan Rekor Akseptor KB Terbanyak, PT Djarum Diganjar Penghargaan MURI
Baca Juga
Sinkronisasi program Pemkab Kudus dan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar atau corporate social responsibility (CSR) itu, menjadi strategi peningkatan kesejahteraan warga.
Paparan tersebut diungkapkan Penjabat Bupati Kudus M. Hasan Chabibie dalam seremoni penerimaan program Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) di Pendopo Kabupaten Kudus, Rabu (10/7).
Selain Pj Bupati Kudus, agenda kali ini dihadiri Sekda Kudus, organisasi perangkat daerah (OPD) dari Pemkab Kudus, pejabat PT Djarum, tokoh masyarakat, serta puluhan penerima manfaat CSR.
Dalam kesempatan itu, PT Djarum Foundation mengimplementasikan CSR dengan merealisasikan program RSLH. Salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia yang berpusat di Kudus, merenovasi dan membangun 80 hunian warga di kabupaten setempat.
Total anggaran yang dikucurkan untuk program ini mencapai Rp4 miliar. Para penerima bantuan RSLH kali ini, tersebar di 9 kecamatan di Kudus. Terdiri dari 9 rumah di Kecamatan Bae dan 5 rumah di Kecamatan Dawe.
Selanjutnya 9 rumah di Kecamatan Gebog, 5 rumah di Kecamatan Jati, 11 rumah di Kecamatan Jekulo, 11 rumah di Kecamatan Kaliwungu, 4 rumah di Kecamatan Kudus, 7 rumah di Kecamatan Mejobo, serta 19 rumah di Kecamatan Undaaan.
Pj Bupati Hasan Chabibie mengapresiasi langkah nyata PT Djarum Foundation. Kerjasama itu merupakan bentuk kolaborasi sosial berskala besar yang dilakukan Pemkab Kudus bersama stakeholder yang ada.
“Dengan program ini akan semakin banyak masyarakat yang lebih sehat dan produktif, karena menempati hunian yang layak bersama keluarga,” ujar Hasan Chabibie.
Hasan juga berharap program kolaborasi sosial berskala besar ini, merambah berbagai bidang lainnya. Seperti kesehatan, pendidikan hingga bidang ekonomi.
“Kami memahami bahwa yang dibutuhkan perusahaan swasta adalah trust atau kepercayaan. Kami dari Pemkab berupaya semaksimal mungkin menjaga kepercayaan yang sudah diberikan,” kata Muhamad Hasan Chabibie.
Hasan juga mendorong agar sinergi antara pemerintah dan perusahaan swasta ini, menjadi model penting untuk pembangunan Kudus masa kini dan mendatang.
“Kami yakin sinergi dan kolaborasi menjadi kunci nyata untuk membangun daerah. Pemerintah punya keterbatasan, swasta juga punya tantangan. Maka, dengan kolaborasi ini antara pemerintah dan swasta, akan memaksimalkan potensi serta mensejahteraan rakyat,” terangnya.
Sementara itu, salah satu penerima bantuan dari program RLSH, yakni Musni dari Desa Bulucangkring, Kecamatan Jekulo. Perempuan yang hidup sebatang kara dan bekerja serabutan di kios Pasar Bareng Kudus, mengucap syukur.
Sebab Musni mendapat tempat tinggal layak, setelah rumah lamanya roboh karena disapu hujan dan angin. Usai pembangunan ulang oleh PT Djarum, kini hunian Musni menjadi lebih kokoh, aman, sehat, dan nyaman.
Musni mengaku rumahnya awalnya hanya terbuat dari bambu yang keropos dan roboh oleh hujan dan angin. Ia pun terus berdoa agar ada pihak yang masih peduli dengan rakyat kecil.
“Alhamdulillah, saya mendapat bantuan dari PT Djarum sehingga saya punya rumah yang layak untuk hari tua saya. Sekarang saya bisa beristirahat dan melanjutkan hidup dengan lebih baik,” ucap Musni
Dalam kesempatan yang sama, Deputy General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto mengatakan, program RSLH bertujuan membantu masyarakat di Kudus dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
Ia menjelaskan, PT Djarum berkolaborasi dengan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus. Hal itu untuk membantu masyarakat dengan penghasilan rendah, agar memiliki hunian yang lebih aman, sehat, dan nyaman.
“Berdasarkan data PKPLH, saat ini ada sekitar enam ribuan rumah tinggal yang tidak layak huni di Kabupaten Kudus. Maka kami melihat program Rumah Sederhana Layak Huni ini harus terus dilanjutkan untuk membantu memperbaiki kualitas hidup masyarakat,” terangnya.
Menurut Budiharto, total ada 80 rumah yang direhab pada semester pertama tahun 2024. Sedangkan pada semester kedua nanti, pihaknya menargetkan 100 rumah segera dibangun ulang.
“Untuk membiayai renovasi maupun pembangunan ulang 80 rumah tersebut, PT Djarum total mengucurkan anggaran tidak kurang dari Rp 4 miliar,” paparnya.
Budiharto menjelaskan, alokasi biaya renovasi ulang masing-masing rumah berkisar Rp50 juta hingga Rp55 juta. PT Djarum juga menerapkan total intervensi, sehingga penerima bantuan tidak mengeluarkan biaya untuk proses pembangunan.
Selain dari PT Djarum, bantuan RSLH tahun 2024 juga berasal dari Kopi Tubruk Gadjah dan Potytron (PT Hartono Istana Teknologi). Kemudian sebanyak 10 rumah dari Kopi Tubruk Gadjah (PT Sumber Kopi Prima).
Sebelum program RSLH menyasar 80 rumah ini, PT Djarum lebih dulu melakukan renovasi atau membangun ulang sebanyak 70 rumah di berbagai kabupaten di Jawa Tengah.
Program RSLH perdana dilakukan pada tahun 2022 lalu. Saat itu, program ini telah menyasar empat kabupaten, yaitu Pemalang sebanyak 10 rumah, Kudus 10 rumah, Rembang 5 rumah, Demak 10 rumah.
“Kemudian berlanjut pada tahun 2023 di tiga kabupaten, yaitu di Kudus sebanyak 25 rumah, Grobogan 5 rumah, dan Blora 5 rumah,” imbuhnya.
Budiharto menegaskan, sebuah hunian akan disebut sebagai rumah sederhana layak huni, setelah memenuhi tiga persyaratan dasar, yakni aman, sehat dan nyaman.
Pj Bupati Hasan Chabibie mengapresiasi PT Djarum dalam program kolaborasi sosial berskala besar yang dilakukan Pemkab Kudus bersama stakeholder yang ada.
- 50.828 Buruh Rokok di Kudus Diguyur Duit Rp600 Ribu
- Gegara Sampah, Pemkab Kudus Rogoh Miliaran Rupiah Borong Alat Berat
- Sukses Taklukan Audisi Umum 2024, 11 Atlet Belia Bergabung di PB Djarum