Kompetensi yang Baik Hapus Stigma Rendahnya SDM Indonesia

Anggota Komisi E DPRD Provinsi Hj. Ida Nurul Farida, saat menjadi pembicara di tengah kegiatannya turun ke Kota Salatiga menyapa konstituennya, Jum'at (17/11).
Anggota Komisi E DPRD Provinsi Hj. Ida Nurul Farida, saat menjadi pembicara di tengah kegiatannya turun ke Kota Salatiga menyapa konstituennya, Jum'at (17/11).

Anggota Komisi E (Bidang Kesra) DPRD Jateng Hj. Ida Nurul Farida menekankan bahwa kompetensi yang baik itu sangat dibutuhkan di tengah stigma rendahnya masalah Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kerja Indonesia.


Hal ini disampaikan Ida Nurul Farida di tengah kegiatannya turun ke Kota Salatiga menyapa konstituennya, Jum'at (17/11).

Terpusat di Aula Pakuwon, Pemkot Salatiga, Ida Nurul Farida menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan Penyebarluasan Informasi, Peluang, Mekanisme dan Prosedur Kerja Tahun 2023.

Dikatakan Ida, ada 4 hal yang disoroti tentang masalah tenaga kerja Indonesia.

"Masalah tenaga kerja yang pertama diantaranya adalah rendahnya kualitas tenaga kerja kita. Kadang-kadang memang untuk kerja apalagi kerja di perusahaan-perusahaan yang bonafide, tentu harus memiliki kompetensi yang baik," kata Ida.

Karena itu, berbagai pelatihan dan berbagai kursus sebagai upaya meningkatkan kompetensi menjadi penting.

Dan saat tenaga Indonesia dikirim ke luar negeri, bisa dihargai karena kompetensinya. Hal tersebut menjadi sangat penting.

"Jangan ke sana (ke luar negeri) mengirim pembantu saja, mohon maaf ya Indonesia ini jangan hanya keluar negeri untuk jadi pembantu. Sangat sayang, kalau bisa ya kita berkompeten punya keahlian," ujarnya.

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa masalah rendahnya kualitas tenaga kerja ini menjadi perhatian bersama.

Persoalan kedua, lanjut dia, mencari informasi tenaga kerja secara valid  atau Link yang benar.

"Jangan hanya lewat Google. Terutama bagi yang gadis-gadis ini, tentu harus lebih berhati-hati lagi. Karena banyak iming-iming tinggi, ternyata di luar tadi ada trafficking, ada perdagangan orang. Itu yang tentu harus kita hindari betul," paparnya.

Hal ketiga yang disoroti pemerintah adalah kesempatan kerja yang sedikit. Oleh karena itu, setiap pihaknya turun ke daerah tak segan menyapa siswa-siswi di tingkatan SMK untuk sekedar memotivasi.

"Kami pun selalu memotivasi untuk anak-anak juga para guru, agar bagaimana para lulusan SMK ini bisa menciptakan lowongan kerja, menciptakan peluang-peluang kerja, berinovasi bukan cita-citanya untuk menjadi buruh, bukan cita-citanya untuk menjadi pegawai pabrik dan sebagainya. Tapi bagaimana agar murid-murid anak-anak itu juga punya inovasi, punya kreativitas dan punya impian untuk bagaimana menciptakan peluang-peluang kerja," pungkasnya.

Dan hal ke empat yang ditekankan Ida adalah kompetensi. Karena kepandaian meskipun sudah belajar selesai belajar di sekolah tapi belajar berkreasi menjadi penting, karena kompetensi.

"Sehingga membuka peluang kerja bagi orang lain itu itu hal yang menjadi harapan kita semua," imbuhnya.

Ia yakin, Kota Salatiga sebagai Kota kecil yang indah banyak kelebihan.

Buka hanya gudangnya kuliner, Salatiga juga memiliki peluang yang baik di sektor wisata.

Dengan segala peluang ini, Ida berpesan agar dapat disambut oleh Sumber Daya Manusia (SDM) tangan-tangan trampil yang memiliki inovasi serta kreatifitas asal Kota Salatiga.