Komunitas JUARA memfasilitasi para remaja Purbalingga untuk memperoleh informasi kesehatan remaja. Salah satunya melalui diskusi remaja di taman area Perumahan Griya Abdi Kencana Purbalingga, Selasa (13/11).
- Prevalensi Stunting di Salatiga Masih 6,38 Persen
- Ketua DPRD: Tetap Semangat Budidaya, PMK Jadi Tantangan Peternak
- Speling, Pelayanan Kesehatan Gratis Digelar Di Sanggrahan Sukoharjo
Baca Juga
Tema Pendewasaan Usia Pernikahan", materi ini disampaikan oleh Trisna Yulianto yang merupakan Juara 1 Duta GenRe Putra Jalur Masyarakat Kabupaten Purbalingga
Ketua Komunitas Juara Purbalingga, Wahyulin Aprilia menyampaikan, tujuan dibentuknya komunitas JUARA Purbalingga yakni untuk memfasilitasi dan mewadahi segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan remaja.
Hadirnya komunitas JUARA ini bisa menjadi tempat yang asyik untuk berbagi cerita seputar kesehatan remaja yang selama ini masih sering dianggap tabu padahal sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
"Kegiatan diskusi ini akan dilaksanakan sebulan sekali dengan tema yang berbeda. Tidak hanya tim inti yang terlibat dalam kegiatan ini tetapi remaja Purbalingga yang tergabung dalam Sobat Juara juga turut berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan diskusi selanjutnya, manfaat yang bisa diambil bagi remaja berlatih tentang tanggap, peduli dan berjiwa kepemimpinan," ujarnya.
Trisna menyampaikan, ada tiga tujuan utama adanya pendidikan pendewasaan usia pernikahan yakni menunda, menjarangkan dan menghentikan adanya pernikahan yang tidak dilandasi dengan persiapan-persiapan yang matang. Pendewasaan dalam pernikahan inidisampaikan Trisna ada lima sisi, yakni dari sisi kesehatan, pendidikan, ekonomi, psikologi, dan sosial.
Dari sisi kesehatan, usia yang tepat untuk menikah bagi laki-laki adalah 25 tahun sedangkan perempuan adalah 21 tahun. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor, misalnya faktor kematangan dan kesiapan organ reproduksi. Usia yang rawan bagi wanita untuk hamil adalah kurang dari 20 dan lebih dari 35 tahun. Maka dari sudut pandang kesehatan, wanita dianjurkan menikah pada kondisi kesehatan reproduksi yang tepat," ujar Trisna.
Trisna menambahkan kondisi ekonomi seringkali menjadi tantangan dalam kehidupan pasca menikah yang juga berpengaruh dalam pendewasaan usia pernikahan dari sisi yang lain, seperti psikologi dan sosial.
- Ratusan Napi Kelas IIB Salatiga Jalani Tes Deteksi TB-HIV AIDS
- Semarak Patroli Mobile JKN Ajak Rumah Sakit Berlomba-Lomba Tingkatkan Pelayanan Kesehatan
- Kota Semarang Siap Gelar Summit Kota Sehat 2022 Secara Hybrid