Pembangunan proyek Islamic Center Batang mulai menunjukkan kemajuan. Pihak pelaksana proyek sudah mulai mengejar ketertinggalan jadwal selepas mendapat surat peringatan dari pemkab setempat.
- Hari ini, 1271 Jemaah Calon Haji Menuju Tanah Suci Mekah
- Puan Maharani Borong Produk UMKM Ecoprint Hingga Sepeda Listrik
- Wabup Purbalingga Monitoring Pembangunan Puskesmas Rembang dan Rumdin Sekda
Baca Juga
"Iya, mereka bisa memperkecil minus keterlambatan, dari minus 20 persen menjadi 4,86 persen," kata Kepala Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Batang, Danang Purwanto, Selasa (14/12).
Ia merinci rencana progres komulatif proyek Islamic Center di angka 60,70 persen. Realisasi progres komulatif saat ini mencapai 54,48 persen.
Jumlah tenaga kerja proyek saat ini mencapai 120 orang. Lalu, jumlah staf di lokasi eks pangkalan truk Banyuputih itu sekitar enam orang.
Penghitungan progres kali ini memakai perhitungan Mutual Check (MC) 100. Progres dihitung dari keseluruhan kebutuhan proyek.
"Insyaallah terkejar di akhir. Harus optimis. Kami minta kontraktor bekerja cepat," tuturnya.
Danang menjelaskan, jika hingga akhir Minggu kemarin minus masih tinggi, pihaknya segera melayangkan surat peringatan kedua. Namun, karena berhasil mengejar ketertinggalan, pihaknya tidak jadi melayangkan SP2.
Sebelumnya, pemerintah Kabupaten Batang melayangkan surat peringatan kepada pelaksana proyek pembangunan Islamic Center. Keterlambatan proyek di eks terminal truk Banyuputih itu mencapai minus 20 persen.
"Peringatan pertama kami beri dua Minggu lalu. Saat ini, kami masih memberi test case atau ujicoba hingga 12 Desember 2021," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Batang, Nursito.
Ia mengatakan jika hasil evaluasi tidak memenuhi target, maka pihaknya akan melayangkan surat peringatan kedua. Jika hingga batas waktu tidak selesai, maka kontraktor bisa terjadi terancam blakclist.
Pembangunan Islamic Center menghabiskan uang APBD sebasar Rp11,9 miliiar itu. CV Putra Mandiri dari Semarang yang memenangkan lelang.
Awalnya keterlambatan berada di angka lima persen. Namun saat ini keterlambatan mencapai minus 13 persen. Saat ini mencapai 20 persen.