Kota Salatiga masuk peringkat kedua tingginya tingkat pengangguran di Jawa Tengah setelah Kota Semarang.
- Sinergi Kantor Staf Presiden, Lemhanas, dan Wantannas dalam Penanganan Isu-Isu Strategis
- Agustina Wilujeng ‘Ajangsana’ ke Para Mantan Wali Kota
- Awal Tahun 2022, Pemkot Salatiga akan Lakukan Rotasi Bagi ASN
Baca Juga
Hal ini disampaikan Ir. Tatag Wibiseno, MT, Perencana Ahli Madya Bappeda Provinsi Jateng di tengah pembukaan Musrenbang RKPD Kota Salatiga Tahu 2023 di Laras Asri, Kamis (16/3).
Musrenbang RKPD Kota Salatiga ini dihadiri Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit, Anggota DPRD Salatiga, Kepala Dinas di lingkungan Pemkot Salatiga, Camat, Lurah, Stakeholders dan kalangan Perguruan Tinggi, dan TNI-Polri.
Secara umum, ujar Tatag Wibiseno, Kota Salatiga cukup baik dalam indikator makrom di antara Kabupaten Kota di Jawa Tengah.
Hanya saja, angka tingkat pengangguran di Kota Salatiga masih tinggi. Bahkan, selisih satu angka dibandingkan dengan tingkat pengangguran Provinsi Jateng.
"Untuk pengangguran ini masih sedikit tipis-tipis karena kembali kepada BPS menyampaikannya, jadi jumlah pengangguran untuk Kota Salatiga agak lebih buruk pada tanggal 558 selisih satu angka dengan Provinsi Jawa Tengah 557," katanya.
Ia pun membeberkan gambaran untuk pertumbuhan ekonomi secata tingkat Jawa Tengah, Kota Salatiga pertumbuhannya adalah 5 5 3% lebih baik.
Untuk penduduk miskin, diakuinya, juga lebih baik Kota Salatiga karena pada tengah secara rata-rata sejajar Kota Salatiga 473%.
Kemudian untuk untuk IPM juga lebih baik karena Jawa Tengah maka Jawa Tengah 72,79 untuk Salatiga sudah 84,35%.
Bappeda Provinsi Jateng menginginkan agar konsen pembangunan dengan tema-tema tertentu seperti RKPD (tema) tertentu.
Termasuk, holistik berpikir ke depan tidak hanya (berpikir) pada kondisi masalah yang ada tapi (berpikir) planning ke depan.
"Sehingga, kalau masalah itu bisa kita hadapi dengan training ke depan itu lebih baik daripada kita berpikir. Masalah itu harus kita atasi dan lebih diutamakan. Dimana, tantangan ada inisiasi dari pusat dan lisensi dari provinsi kita gabungkan menjadi terkonsentrasi spasial," terangnya.
Ia yakin, tidak ada kegiatan yang tidak tanpa lokasi meskipun itu sosial ekonomi bukan hanya fisik semua butuh lokasi yang tepat dengan ukuran-ukuran yang ditentukan.
Ia juga menjabarkan, jika saat ini Kota Salatiga sudah pada tahap kedua. Hal ini dianggapnya unik.
"Kita dipersatukan dalam menyusun RKPD 2024, RKPD Provinsi juga masih berupa rancangan jadi tidak menjadi pedoman juga alur kaku-kakuan tapi karena aturan nanti kami yang duluan," sebut dia.
Pada akhirnya, Tatag mengapresiasi Kota Salatiga mempunyai desain yang lebih baik dengan cita-cita sekarang sekaligus menjadi supporting di sisi pariwisata.
Terkait ini, Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit menyebutkan jika pengangguran menjadi soal khusus.
Karena itu, ia coba menginisiasi bukan hanya menggelar job fair untuk mengatasi pengangguran tapi terobosan dengan adanya aplikasi khusus pencari kerja.
"Kalau kita muncul namanya Si Olga, Sistem Informasi Lowongan Kerja. Jadi Si Olga kalau di Provinsi pencari kerja dan memberi kerja ini dapat terjalin secara langsung kapan saja Real Time karena online," imbuhnya.
Senada dengan Ketua DPRD Salatiga, Pj Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi sepakat dengan adanya Si Olga.
"Informasi lowongan kerja di baru ya saya minta tolong ini Disnaker diperhatikan betul. Kemarin masih manual, menyewa gedung tapi tidak apa-apa saya menyambut baik ini pada sistem informasinya," aku Sinoeng.
Dengan tujuan akhir, diharapkannya informasi akan lebih banyak viewer atau orang yang memperhatikan lowongan kerja.
- Ini Tiga Pemenang Vidio Reels Eksplor Wisata Batang
- Aula DPRD Kudus Ber-Alih Fungsi Jadi Tempat Pengungsian
- Tutup Retret Pemkab Purbalingga, Bupati Fahmi Ajak Pemimpin Daerah Fokus Pada Solusi