Kota Semarang Miliki Rumah dan Kebun Gizi 

Komitmen Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi dalam menangani permasalahan gizi buruk dan kasus stunting di wilayah yang dipimpinnya terus diwujudkan dalam berbagai upaya. Yang terbaru, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu membuka rumah gizi yang memiliki kebun gizi di Srondol Wetan, Banyumanik, Kota Semarang.


Hendi pun menekankan bahwa gizi buruk dan stunting adalah persoalan yang penting karena berdampak pada pembentukan kualitas sumber daya manusia. 

"Permasalahan gizi buruk dan stunting tidak hanya dipandang sebagai masalah kesehatan, namun juga berdampak terhadap kualitas dan kapasitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia,” kata Hendi, Kamis (11/11/2021).

Apalagi dirinya pada masa pandemi covid-19 angka stunting menjadi kembali meningkat. "Angka stunting pada tahun 2020 naik jika dibandingkan dengan tahun 2019, sebelum pandemi. Tahun 2019, angka stunting di Kota Semarang tercatat 2,5%, sementara pada tahun 2020 naik menjadi 3,13%," terang Hendi.

Untuk itu, pihaknya terus mendorong jajarannya di pemerintah kota Semarang dan masyarakat untuk bisa menekan angka stunting. Usahanya pun kemudian membuahkan hasil dengan angka stunting yang bisa kembali ditekan.

"Alhamdulillah, berdasarkan data DKK di tahun 2021 berhasil kita tekan kembali. Ini tentu berkat kolaborasi peran seluruh pihak melalui konsep Bergerak Bersama,” ungkapnya.

Upaya kolaborasi Pemerintah Kota Semarang bersama masyarakat itu pun memperoleh apresiasi dari Kementeriaan PPPA. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga saat meninjau Rumah Gizi Kota Semarang beberapa waktu lalu menyatakan penghargaannya atas berdirinya rumah gizi dalam upaya penanganan anak stunting di Kota Semarang.

Menurutnya, rumah gizi memberikan pendampingan yang dibutuhkan untuk menangani anak-anak kurang gizi. 

“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemkot Semarang. Dengan adanya rumah gizi ini akan memberikan pendampingan kepada anak-anak, terutama yang kekurangan gizi,” jelas Bintang.

Salah satu program rumah gizi yang disebutnya sangat efektif yaitu edukasi dan pendampingan yang dilakukan secara komprehensif. 

"Ada program setiap Selasa dan Kamis. Ada edukasi untuk orang tua dan pendampingan dari psikolog. Ini adalah pendampingan secara komprehensif. Ini menjadi inspirasi daerah lain menghasilkan anak bangsa yang berkualitas,” lanjutnya.

Beberapa ibu yang memasukkan anaknya ke rumah gizi juga menyatakan ada kemajuan pada perkembangan tumbuh kembang dan gizi anak-anaknya. Mereka menyatakan setelah ditangani di Rumah Gizi, anak menjadi naik berat badan dan tingginya.

Saat mengunjungi Rumah Gizi, Bintang juga meresmikan kebun gizi sekaligus memanen telur ayam yang berada di lokasi yang sama. Di Kebun gizi ditanam berbagai sayuran dan terdapat budi daya ikan serta peternakan ayam secara modern. Hasil dari kebun gizi hasilnya dimanfaatkan untuk penanggulangan gizi buruk dan stunting.