KPU Ikut Galau Data Facebook Bocor

Kebocoran data pengguna media sosial Facebook mejadi perhatian Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal itu menjadi persoalan, mengingat KPU banyak menyimpan data kepemiluan di internet.


"Soal bocoran data Facebook, saya harus koordinasi dulu ke pimpinan. Saat ini sedang digodok dan diproses oleh pimpinan. Pimpinan galau dan sensitif," ujar Kabag Publikasi Sosialisasi Informasi KPU, Robby Leo dalam diskusi Bawaslu bertema "Peran Media Dalam Melawan Hoaks, Ujaran Kebencian dan SARA" di Sentul Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/4) seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL

Bagaimana tidak, sekelas Facebook saja datanya bisa bocor, bagaimana yang lain. Termasuk yang dikhawatirkan sistem IT di KPU.

Menurut Robby, saat ini ada banyak pekerjaan yang tengah dilakukan pimpinan KPU. Namun, terkait kebocoran data Facebook tersebut, tetap menjadi perhatian KPU.

"Banyak pekerjaan yang harus dikejar. Tapi saya yakin apa yang disampaikan kawan-kawan (wartawan) sudah disampaikan ke pimpinan," tuturnya.

Tak lama berselang, Robby meminta ucapannya agar tidak ditulis atau diberitakan. Khususnya terkait kegalauan pimpinan KPU menyikapi kebocoran data Facebook tersebut.

"Tapi ini off the record ya," pesannya usai menyampaikan penjelasan seperti diberitakan Kantor Berita Pemilu.

Terkait pernyataan off the record tersebut ikut ditimpali Anggota Dewan Pers, Jimmy Silalahi. Menurut Jimmy, aturan off the record memang diatur dalam kode etik jurnalistik.

"Tapi dengan catatan, jika mereka (wartawan) sepakat," timpal Jimmy disambut tawa wartawan dan pembicara lainnya.

Selain Robby dan Jimmy, dalam diskusi itu hadir juga Komisioner Korbid Pengawasan Isi Siaran KPI, Hardly Stefano, Sekretaris Ditjen Aplikasi dan Informatika Kominfo, Maria F Barata, dan Anggota Bawaslu, Afifuddin

Seperti diketahui, Indonesia termasuk salah satu negara dengan kebocoran data Facebook terbesar. Facebook mendata, ada lebih dari 1 juta pengguna medsos di Tanah Air telah bocor ke Cambridge Analytica.

Indonesia duduk di urutan ketiga dalam hal ini, setelah Amerika Serikat dengan kebocoran data 70,6 juta pengguna Facebook dan Flipina dengan kebocoran data 1,1 juta pengguna Facebook.

Negara-negara lain dalam daftar lokasi kebocoran data pengguna Facebook termasuk Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam, dan Australia yang masing-masing paling tidak mencatat angka ratusan ribu.

Kebocoran banyak data user Facebook tersebut, diakui sendiri oleh perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut.

"Secara total, kami pikir informasi Facebook 87 juta orang -kebanyakan di Amerika Serikat- kemungkinan telah dibocorkan ke Cambridge Analytica," tulis Facebook dalam keterangannya, Kamis lalu (5/4).

Meski demikian, pihak Facebook mengatakan tidak mengetahui persis data apa saja yang dibocorkan ke Cambridge Analytica. Jumlah pengguna dalam grafik di atas merupakan perkiraan yang dinilai terbaik untuk mencakup angka maksimal dari akun yang terdampak.