Kurikulum Berbasis Cinta, Siapkan Generasi Emas dari Madrasah

Istimewa
Istimewa

Kementerian Agama (Kemenag) tengah menggagas pendidikan Islam yang lebih humanis, adaptip, dan inklusif melalui Madrasah.

Kick Off Ngobrolin Pendidikan Islam (Ngopi) mengambil tema “Kurikulum Berbasis Cinta, Siapkan Generasi Emas”, diselenggarakan oleh Kemenag di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Rabu (19/3).

Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i menyampaikan bahwa kurikulum berbasis cinta merupakan pendekatan yang digunakan untuk membangun karakter siswa madrasah agar lebih peduli, toleran dan memiliki empati sosial yang tinggi.

“Berbicara tentang cinta, maka ada nilai kemanusiaan, toleransi dan tanggungjawab bersama yang terkandung di dalamnya,” paparnya.

Lebih lanjut Romo menjelaskan bahwa kurikulum cinta diharapkan dapat menjadi salah satu pendekatan dalam mencetak generasi yang memiliki akhakul karimah dan kecerdasan sosial, selain kecerdasan intelektual.

Penanaman nilai-nilai cinta dalam pembelajaran yang diterapkan di Madrasah diharapkan dapat melahirkan generasi pemimpin masa depan yang berkarakter dan berdaya saing. 

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno menyampaikan agar acara Kickoff Ngopi menjadi momentum dalam mendorong inovasi kurikulum berbasis cinta di Madrasah.

“Kami ingin memastikan bahwa pendidikan Islam terus berkembang dan relevan dengan tantangan zaman. Kurikulum berbasis cinta harus menjadi bagian dari sistem pendidikan kita, bukan hanya sekedar wacana (konsep-red),” tegasnya.

Sebagai langkah nyata, Kemenag akan mengembangkan modul pembelajaran berbasis cinta yang nantinya diterapkan di madrasah. 

Disusul kemudian dengan pelatihan guru untuk mensosialisasikan metode pengajaran yang lebih kontekstual dan dekat dengan realitas kehidupan siswa.

Kick Off Ngopi ini merupakan upaya untuk mengintegrasikan pembelajaran yang akan diberlakukan bagi lembaga pendidikan di bawah kemenag. 

Peluncuran program ini merupakan rangkaian pengenalan awal yang akan dilaksanakan melalui madrasah, perguruan tinggi keagamaan Islam, pondok pesantren, dan lembaga pendidikan Islam lainnya di seluruh Indonesia. 

“Kami ingin memastikan bahwa madrasah dan pendidikan Islam menjadi pusat unggulan yang membentuk generasi emas 2045—generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan empati yang tinggi,” jelas Amien.

Selain Amien, hadir pula praktisi pendidikan Najelaa Shihab, juga Raffi Ahmad, yang hadir sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni.

“Madrasah telah melahirkan banyak lulusan yang sukses. Mereka tidak hanya dibekali ilmu akademik, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang berlandaskan cinta—kepada Tuhan, sesama, lingkungan, dan ilmu pengetahuan. Ini adalah fondasi penting untuk menciptakan generasi unggul,” ucap Raffi, yang diharapkan dapat menginspirasi lebih dari 700 siswa yang hadir.

Acara ini juga dihadiri oleh ribuan peserta melalui Live streaming di YouTube Kemenag RI dan Pendis Channel.

Penampilan kreasi siswa madrasah dengan tajuk ‘Kita Madrasah, Kita Bisa! Dari Cinta Jadi Karya’ ikut memeriahkan acara peluncuran program kick off Ngopi yang diinisiasi Kemenag ini.