Lapor Bu Amalia, Ini Aspirasi Pedagang di Pusat Kuliner Banjarnegara!

Minta Parkir Gratis dan Tembok Depan Dikepras
Tempat kuliner di Banjarnegara. Arief Ferdianto/RMOLJateng
Tempat kuliner di Banjarnegara. Arief Ferdianto/RMOLJateng

Sejumlah konsumen dan pedagang di Pusat Kuliner Banjarnegara, meminta kawasan tersebut untuk dibebaskan dari pungutan parkir.

Disamping itu, mereka juga menginginkan agar tembok depan kuliner dapat dibongkar untuk akses masuk kendaraan.

Kepada RMOLJateng, para pedagang meminta Bupati Banjarnegara, dr Amalia Desiana untuk segera melakukan pembenahan terhadap Pusat Kuliner Banjarnegara sehingga tempat itu dapat kembali ramai seperti sebelumnya.

Diakui oleh para pedagang, paska badai Covid-19 omzet terus menurun hingga saat ini dan banyak pedagang yang gulung tikar.

Mereka yang mampu bertahan, sebagian besar karena mengandalkan kolega atau pelanggan sebelum masuk ke Pusat Kuliner Banjarnegara 5 tahun yang silam.

Salah satu penyebabnya sepinya pusat Kuliner Banjarnegara kata mereka karena bea parkir dan akses masuk ke tempat parkir yang sempit, sehingga jarang disinggahi oleh biro perjalan atau rombongan yang menggunakan bus dan travel.

Terhalang Tembok dan Pohon Lindung

Disamping parkir dan akses masuk sempit yang banyak dikeluhkan, Pusat Kuliner juga cenderung tidak terlihat menonjol dari jalan raya sehingga tampak gelap.

"Pusat kuliner Banjarnegara cenderung tidak terlihat, karena terhalang tembok depan. Jika tembok dibuang maka ruang parkir lebih luas, dan mudah diakses oleh bus dan kendaraan besar lain," kata Ny Catur, pedagang di Pusat Kuliner Banjarnegara, Selasa (4/3).

Catur juga menyampaikan, jika akses masuk dan parkir ke Pusat Kuliner diperluas dan digratiskan diharapkan tempat ini kembali ramai seperti sebelumnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh  Ny Usaman, Tuti, pedagang es 'Putri Salju', Ny Eni N -Jaya, pedagang segala jenis es buah dan puluhan pedagang lain penghuni Pusat Kuliner Banjarnegara.

Tuti mengakui, masalah parkir sebenarnya sudah lama dikeluhkan oleh para konsumen, karena parkir dikenakan di depan.

"Kita sudah menekuni usaha ini selama 18 tahun. sehingga kami banyak mengandalkan pelanggan setia ketika pindah ke sini. Ya Alhamdulillah kami masih mampu bertahan. Tapi kami prihatin dengan kondisi teman - teman kami yang omzetnya terus menurun," ungkapnya sedih.

Joni, ketua paguyuban pedagang Pusat Kuliner Banjarnegara, tidak asa di tempat saat hendak dikonfirmasi, namun Suharsono, selaku manajemen operasional pedagang Kuliner Banjarnegara membenarkan masalah keluhan konsumen dan para pedagang tersebut.

"Kami sudah menampung aspirasi para pedagang dan sudah menyampaikan masalah ini ke stakeholder terkait. Ya kita berharap segera mendapat respon positif dari Pemkab Banjarnegara," Harsono berharap.

Sepanjang ini untuk kepentingan bersama, ia sependapat dengan warga Pusat Kuliner Banjarnegara. "Jika parkir di sini dibebaskan kami kira akan lebih baik. Kemudian terkait tembok tinggi di depan, memang menghalangi pemandangan muka Pusat Kuliner," tandasnya.

Harsono juga membandingkan bangunan Pusat Oleh - Oleh di depan Pusat Kuliner Banjarnegara yang terbuka, tampak luas dan tetap indah.

"Saya kira kalau tembok depan ini dibuang, Pusat Kuliner akan lebih menonjol dan mudah ditemukan oleh pengguna jalan yang melewati pusat kota Banjarnegara," imbuhnya.

Sementara itu Muhammad Rahmanudin, anggota DPRD asal Kota Banjarnegara saat dimintai tanggapan terkait hal ini menyampaikan sependapat jika akses masuk ke Pusat Kuliner Banjarnegara dipermudah atau diperluas. 

Sehingga konsumen tidak kesulitan jika memasuki areal parkir di lokasi tersebut. "Saya kira akses masuk ini penting untuk diperluas. Namun tidak harus mengurangi pendapatan daerah, seperti parkir yang sumber pendapatan daerah Banjarnegara," jelasnya.