Bupati Batang Usulkan Tiga Program Sukseskan Ketahanan Pangan

Diskominfo Kab Batang
Diskominfo Kab Batang

Bupati Batang M. Faiz Kurniawan mengusulkan program prioritas saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) di Pendapa Kabupaten Batang, Kamis (24/4).

Musrenbangwil untuk wilayah eks Keresidenan Pekalongan yang terdiri dari Kabupaten Batang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes. Kegiatan ini sebagai rangkaian penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2026.

Bupati Batang M. Faiz Kurniawan mengatakan, prioritas usulan Kabupaten Batang dalam rangka mensukseskan ketahanan pangan yakni rehabilitasi daerah irigasi, pembuatan embung, dan rekontruksi jalan.

“Melihat potensi hamparan sawah hingga pertanian hortikultura di daerah atas, kami terus mendorong peningkatan produktivitas petani melalui inovasi pertanian ramah lingkungan, program pemberdayaan petani milenial, dan perbaikan sarana irigasi,” jelasnya.

Tidak hanya itu, kami juga sedang mengembangkan ekosistem agribisnis yang terintegrasi dengan sektor industri dan pariwisata agar pertanian Batang tidak hanya mampu menghasilkan, tetapi juga mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.

“Makanya, rehabilitasi daerah irigasi di Tersono dan Kenconorejo supaya membantu pengairan jaringan sawah didaerah sekitar pengairan. Jika pengairan sawah lancar dapat mempengaruhi yang semula masa tanamnya hanya dua kali menjadi tiga kali dalam setahun,” terangnya.

Selanjutnya, pembuatan embung di Desa Kalipucang dengan volume tampungan maksimal 53.900 meter kubik sebagai sumber pengairan untuk lima desa. Selain itu, embung dapat digunakan sebagai penyimpanan air yang digunakan untuk aliran sungai.

Faiz menyebutkan, usulan terakhir ada rekontruksi jalan di Bandar-Gerlang yang panjangnya 9 km dengan beton untuk pendistribusian sayur mayur dalam waktu cepat.

Melihat data di Kabupaten Batang hasil produksi pertanian utama beras setiap tahun sebanyak 102.000 ton. Penggunaannya oleh masyarakat Batang itu di 85.000 ton, sehingga masih surplus sekitar 20 ribu ton.

“Di sisi lain, kami menyadari bahwa tantangan di sektor pertanian dan ketahanan pangan semakin kompleks karena dapat perubahan iklim,” ungkapnya.