- Angka Kecelakaan Kerja Tinggi, Digenjot Budaya K3 di Tiap Kegiatan Usaha
- Kemnaker Bendung Potensi PHK Saat PPKM Darurat
- Stabilkan Harga, Pemda Demak Gelar Operasi Pasar
Baca Juga
Menjaring pengunjung pelintas batas merupakan salah satu jalan untuk meramaikan Gedung Kuliner Banjarnegara. Karena selama ini, baru sekitar 10 persen saja, pengunjung lokal yang berkunjung ke pusat oleh-oleh di ‘Kota Dawet Ayu’ ini.
Hal ini disampaikan Joni Tri Sasmoyo, ketua paguyuban pedagang Pusat Kuliner Banjarnegara, Rabun (5/3) menanggapi keinginan konsumen dan sejumlah pedagang parkir gratis dan pengepresan tembok (trotoar)
Disampaikan Djoni, pada dasarnya apa yang disampaikan oleh para pedagang lebih mengarah agar pusat kuliner Banjarnegara kembali ramai.
"Beberapakali kita sudah mencoba melakukan event, contoh kegiatan tahun baru, hari jadi kita dan saat musim durian juga. Setiap event yang kita selenggarakan selalu ramai, tetapi saya bisa lihat, ternyata hasilnya tidak sebanding dengan omzet penjualan para pedagang di kuliner," ujarnya.
"Ternyata pengunjung yang sudah kita tarik ke sini, mereka tidak kontinyu atau berkelanjutan setelah mengenal kuliner Banjarnegara yang notabene ada 85 kios kuliner, musala, toilet dan lain sebagainya," sambung Joni.
Sehingga kita berkesimpulan apa yang harus dikembangkan, bukan hanya gegara parkir, karena kenyataannya saat ada event mereka banyak yang datang.
"Menurut kami, faktor utama adalah, apa yang kita jual atau yang ditawarkan itu belum sesuai ekspektasi pengunjung. Sehingga kita harus bisa memenuhi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pun demikian Pemkab Banjarnegara harus hadir dalam masalah ini," harapnya.
Pemerintah juga harus bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui kami. Ya kita memiliki tempat, kita sudah punya fasilitas, tempat kita juga berada di jalan nasional. Tetapi kenapa hanya 10 persen saja pengunjung lintas batas yang masuk kesini.
Gedung ini imbuh Joni, perlu ditata ulang, karena tidak ideal. Ini tentu mendasari banyaknya masukan dari pengunjung. Sirkulasi udara tidak lancar, sehingga ruang dalam panas dan diperlukannya alat tambahan.
Sudah Diajukan Belum Direspon
Upaya untuk menjaring pengunjung pelintas batas kita sudah dilakukan. Bahkan kita sudah 4 tahun yang lalu mengajukan untuk membuang trotoar jalan agar Gedung Kuliner Banjarnegara terlihat. Namun belum ada tanggapan.
“Kita juga mencoba kirim surat permohonan ke Dishub Banjarnegara untuk untuk pembuatan marka kejut, lampu kedip bahkan pembuatan bilbold Indagkop untuk pembuatan Billboard di bahu jalan ke Indagkop, namun semua ini terkendala aturan,” paparnya.
Kemudian terkait trotoar atau tembok depan lanjut Joni, sebaiknya dibongkar sehingga Gedung Kuliner Banjarnegara dapat terlihat jelas oleh pengguna/pelintas jalan.
"Kita sudah coba ajukan beberapa tahun lalu, tapi belum direspon Pemkab Banjarnegara. Tapi yang membuat kami bertanya, kenapa gedung sebelah kita, yakni Gedung Dekranasda, baru dikelola setahunan, trotoar sudah bisa dibongkar?. Dan pembongkaran trotoar itu sudah menjadi keinginan kami dari awal," imbuhnya.
Sementara untuk masalah parkir gratis, tentu menjadi kewenangan Dishub Banjarnegara.
Sedangkan, Wawan, Bidang Parkir Dishub Banjarnegara menerangkan bahwa kehadiran juru parkir (jukir) di tempat keramaian sangat penting. Karena memiliki tugas ganda, disamping menata dan menjaga keamanan kendaraan yang diparkir, juga memberikan pelayanan kemudahan konsumen keluar masuk kawasan Pusat Kuliner Banjarnegara.
"Sekarang Jukir di Pusat Kuliner Banjarnegara ada 6 orang. Jika digratiskan, maka tidak ada lagi pelayanan parkir kepada konsumen. Konsekuensinya pasti akan terdampak terhadap keamanan. Karena tidak ada yang bertanggung jawab," jelasnya.
Yang perlu dipikirkan lagi, lanjut Wawan, adalah nasib 6 jukir yang biasa bekerja di sini mau di ke manakan jika parkir digratiskan. Karena mereka kehilangan pendapatan. "sehingga kita harus bijak dalam menyelesaikan masalah yang berbau sosial seperti ini," tandasnya.
Terpisah Suharsono, Bagian Operasional Gedung Kuliner Banjarnegara menyatakan bahwa adanya isu pencabutan aturan larangan PKL di Alun - Alun Banjarnegara akan menimbulkan masalah baru. Apalagi jika alun - alun kembali ramai dipadati para PKL seperti tahun - tahun sebelumnya.
- Derita Berlapis Korban Penusukan Pacar, Luka Tikam Hingga Berhenti Bekerja
- Hidupkan Semangat Kartini Lewat Lari dan Ekonomi Kerakyatan
- Sinergi Jaga Dana Desa, Kejari Banjarnegara Gandeng Pemda dan Pemdes