Luhur Kosmetik Siap Tembus Pasar Nasional

Dengan bermodal ketrampilan dan niat membantu mempekerjakan lingkungan sekitar, Sri Haryati rela melepaskan statusnya sebagai ASN dan mengajukan pensiun dini di sebuah Rumah Sakit Daerah untuk fokus pada usaha kosmetik yang ia bangun.


Dengan bermodal ketrampilan dan niat membantu mempekerjakan lingkungan sekitar, Sri Haryati rela melepaskan statusnya sebagai ASN dan mengajukan pensiun dini di sebuah Rumah Sakit Daerah untuk fokus pada usaha kosmetik yang ia bangun.

Ditengah persaingan global dengan perusahaan kosmetik yang sudah ada Luhur Kosmetik ini mampu menembus pasar nasional.

Sri Haryati owner sekaligus Direktur Luhur Kosemetik mengungkapkan bahwa produksi usaha yang dirintisnya sejak tahun 2010 ini tidaklah mudah.

Masyarakat belum mengenal skincare kalaupun mengenal banyak yang lebih memilih cream yang ilegal dan membuat wajah cerah secara instan.

"Awal usaha saya berani memasukan cream ke apotik-apotik terdekat hingga ke daerah. Sistem penjualan online pun akhirnya kami gunakan sampai akhirnya sayaembuat produk baru yang memiliki kualitas bahan dan kemasanya yang lebih Premium," ungkap Sri Haryati di Semarang.

Sri Haryati menambahkan, saat ini perusahaannya dapat bertahan dan semakin berkembang ditengah persaingan lantaran salah satu caranya adalah membuat segmentasi produk untuk kalangan menengah ke bawah hingga menengah ke atas.

"Produk unggulan kami ada pada cream pencerah wajah yang digandrungi kalangan remaja hingga orang tua," imbuhnya.

Dari segi harga Sri Haryati menjamin bahwa produknya dapat dibeli dan terjangkau bagi masyarakat. Dalam kesempatan yang sama Luhur Kosmetik juga memperkenalkan Angela Lee sebagai Brand Ambasador produk ini.

Kepada wartawan Angela tadinya sempat ragu saat Luhur Kosmetik menawarkan Endorse lantaran skincare ini adalah produk lokal dan hitunganya masih baru. Namun keraguanya sirna saat Angela melihat langsung tempat produksinya.

"Yang kali pertama aku cek sebelum menerima Endorse dan sebagai Brand Ambasador adalah hasil Uji lab dan rekomendasi dari BPOM dan yang terakhir adalah tempat produksi atau pabriknya," pungkasnya.