Trotoar sepanjang jalan dilalui barisan karnaval Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), penuh sesak warga ingin menyaksikan, Sabtu (9/9).
- UKSW Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Sinode GKO dan Compassion Indonesia Foundation
- RAN Meriahkan Puncak Orientasi Mahasiswa Baru UKSW
- Cegah Penyebaran Hoaks Jelang Tahun Politik 2024, VoA Digandeng Ajarkan Mahasiswa Cek Fakta
Baca Juga
Agenda tahunan UKSW itu dimaksudkan memperkenalkan mahasiswa baru dari penjuru Tanah Air.
"Kegiatan ini ibarat kata "kulonuwun" (permisi) nya mahasiswa baru UKSW kepada warga masyarakat Salatiga lewat karnaval," kata Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak.
Berlangsung hingga petang hari, tercatat setidaknya ada 1.945 orang terlibat dalam karnaval ini. Tak hanya mahasiswa UKSW baik mahasiswa baru dan lama, tetapi juga kelompok kesenian masyarakat dan sekolah di Salatiga.
Mengusung tema Parade Musik Nusantara 'Feel Our Beat", Intiyas menegaskan bahwa karnaval OMB ini merupakan bentuk komitmen UKSW mengawal kota Salatiga sebagai kota tertoleran di Indonesia dengan saling menghormati dan menghargai.
Ucapan selamat datang di kampus UKSW dan Kota Salatiga juga disampaikan Rektor Intiyas yang mengenakan baju adat dari Kalimantan dalam kesempatan ini.
Tak lupa, Rektor Intiyas mengajak mahasiswa UKSW untuk ikut ambil bagian dalam mewujudkan kota Salatiga sebagai kota yang penuh kasih dan toleransi.
"Mari kita wujudkan UKSW sebagai Kampus Indonesia Mini yang termanis di Indonesia. Selamat mengikuti karnaval OMB, terima kasih kepada panitia OMB dan masyarakat kota Salatiga yang ikut berperan dalam karnaval OMB tahun ini," ujarnya.
Ketua OMB UKSW 2023 Novriest Umbu Walangara Nau, S.Hub.Int., M.A., menambahkan barisan Karnaval OMB 2023 dibuka dengan penampilan Orkestra Satya Wacana by CS MarchingBlek.
Lagu seperti Mars CS MarchingBlek, Mars Satya Wacana, Bangun Pemudi Pemuda hingga Kopi Dangdut dimainkan mahasiswa UKSW yang bergabung di barisan ini. Seperti biasa, barisan ini mencuri perhatian masyarakat mengabadikan penampilannya lewat kamera gawai masing-masing.
"Karnaval tahun ini dimeriahkan juga dengan penampilan 18 etnis dan puluhan kostum. Masing-masing etnis mengenakan pakaian adatnya dan nampak menyuguhkan atraksinya di depan panggung kehormatan," beber Umbu Walangara Nau.
Menggambarkan tema, puluhan kostum yang ditampilkan hari ini tak hanya sekedar kostum biasa tetapi juga memberikan pesan berbagai alat musik khas daerah.
Kostum Gorontalo salah satunya di mana menampilkan mahkota berupa topi adat Tudung Makuta. Bagian sayap kostum ini menggambarkan alat musik tradisional Bansi dan pada ujung sayap terdapat partitur lagu daerah Dabu-Dabu, dari Gorontalo.
Lainnya ada kostum Minang divisualisasikan dengan Rumah Gadang nan megah merupakan atap rumah tradisional Minangkabau.
Mengenakan pakaian warna merah dengan corak emas mencerminkan keberanian dan kekayaan alam Minangkabau.
Alat musik daerah ini yaitu Rabab dan Talempong tergambar dalam sayap. Setiap etnis juga memainkan musik atau lagu khas daerahnya sehingga tema Parade Musik Nusantara “Feel Our Beat” terasa selama karnaval.
Kemeriahan karnaval bertambah dengan barisan Flagger dan juga barisan mahasiswa baru dengan membawa miniatur bendera fakultas masing-masing.
Tak ketinggalan kelompok kesenian masyarakat Salatiga dan sekolah ikut memeriahkan karnaval OMB tahun ini. Sebut saja Generasi Muda Pancuran, Drumblek Gadalisa Kalicacing, Drumblek Siloam Army, Drumblek Guwo Tegalrejo, dan Drumblek Eklesia.
Di barisan akhir nampak Sapu Joged di mana barisan ini dengan perlengkapan yang dibawa seperti sapu dan pengki menjaga kebersihan jalan-jalan yang dilalui barisan karnaval. Mengenakan kostum baju tidur, mahasiswa tergabung di barisan ini nampak memungut sampah-sampah ada di sepanjang rute dilalui.
- UMS Berikan Bantuan Perbaikan Kendaraan Rusak Akibat Hujan Badai
- Rektor : Tergetkan Lima Tahun Mendatang Miliki 20 Guru Besar
- UKSW Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Sinode GKO dan Compassion Indonesia Foundation