Pemerintah Malaysia memutuskan memberlakukan pembatasan pergerakan di
ibu kota Kuala Lumpur selama dua pekan ke depan, seiring meningkatnya
jumlah infeksi Covid-19 di negara itu, pada Rabu (5/5) waktu setempat.
- Sejumlah Kota Di China Terendam Air Karena Hujan Deras
- Presiden Rusia Vladimir Putin Tepis Tudingan Peristiwa Bucha
- Sejumlah Menteri Khawatir Covid-19 Menyebar Lewat Kentut
Baca Juga
Pemerintah Malaysia memutuskan memberlakukan pembatasan pergerakan di ibu kota Kuala Lumpur selama dua pekan ke depan, seiring meningkatnya jumlah infeksi Covid-19 di negara itu, pada Rabu (5/5) waktu setempat.
Menteri Pertahanan, Ismail Sabri Yaakob, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah saat ini telah menyiapkan sejumlah tindakan penguncian dalam aturan pembatasan baru yang akan mulai berlaku pada Jumat (7/5), dikutip dari Kantor Berita RMOL.
"Peraturan tersebut termasuk larangan kegiatan sosial, makan di dalam ruangan, dan perjalanan antar distrik," katanya, seperti dikutip dari Bangkok Post, Rabu (5/5).
Beberapa bagian dari negara bagian Selangor di sekitarnya, wilayah terkaya Malaysia, juga akan mulai diisolasi akhir pekan ini.
Malaysia telah mengalami kebangkitan infeksi virus corona dalam beberapa pekan terakhir. Pada Rabu (5/5) negara tetangga Indonesia itu melaporkan sebanyak 3.744 kasus baru, menjadikan total kasusnya menjadi 424.376.
Malaysia memulai kampanye vaksinasi Covid-19 pada bulan Februari dengan suntikan Pfizer-BioNTech dan Sinovac. Pada hari Rabu, mereka juga meluncurkan program inokulasi paralel bagi orang-orang yang secara sukarela menerima vaksin AstraZeneca di tengah kekhawatiran publik atas keamanannya.