Megawati Dinilai Lebih Dewasa Dan Demokratis

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai memiliki jiwa yang lebih demokratis dan negarawan ketimbang Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.


Pengamat politik dan pertahanan Heru Budi Wasesa mengatakan, sikap Megawati dalam menetukan arah koalisi dan pasangan capres yang lebih terbuka dan demokratis. Bahkan, Mega telah menunjukan sikap kenegarawan dengan tidak memaksakan kehendak dalam menentukan pilihan.

Padahal, sebagai partai penguasa dan pemenang pemilu tentunya Mega sangat bisa untuk menentukan pasangan capres sesuai keinginannya, termasuk mengusung anaknya Puan Maharani.

"Tapi dengan sikap kenegarawannya Bu Mega tidak mengendepankan ego politiknya dia malah terlihat memberikan kebebasan pada partai koalisinya untuk berembuk dan mendengar aspirasi rakyat. Ya misal dengan tetap mengusung Jokowi sebagai capres yang memang masih di inginkan rakyat," jelas Heru kepada wartawan, Jumat (3/8).

Dia meyakini, dalam sepekan ini menjelang batas waktu pendaftaraan capres Megawati dan Joko Widodo (Jokowi) serta didukung koalisi akan memilih pendamping untuk Jokowi yang pas dari kalangan anak muda, religius, tidak ambisius, pengalaman memimpin, punya trah jelas dan tahu kekuatan dan kelemahan lawan.

Kondisi berbalik justru ditunjukan oleh mantan Presiden SBY. Secara tersurat maupun tersirat sangat terlihat jelas SBY berharap dan mengingankan anaknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk menjadi Calon Wakil Presiden.

Menurut Heru, hal tersebut menggambarkan SBY terkesan tidak demokratis serta terkesan mengedepankan syahwat politiknya dengan tidak mendengar aspirasi rakyat maupun partai koalisi di kubu Prabowo.

"Situasi kebatinan pak SBY sangat terlihat ingin anaknya didorong maju. Kalau melihat situasi kebatinan dua tokoh politik senior baik bu Mega dan Pak SBY, jelas bu Mega lebih demokratis dan dewasa dalam berpolitik," katanya.

Dia mengimbau, sebaiknya SBY tidak perlu lagi memaksakan kehendak untuk mendorong anaknya maju di kontestasi Pilpres. Kendati demikian, AHY potensi besar sebagai pemimpin di masa mendatang bukan di 2019.

"Masih banyak hal yang dilakukan AHY. Dia terlalu muda. Saya rasa dirinya masih perlu ditempa lagi. Karena ini mengurus Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Jadi tidak muda. Namun AHY masih punya masa depan sebagai the next leader Indonesia. Indonesia di masa mendatang sangat butuh pemimpin seperti AHY," demikian Heru.