Kondisi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau Jurug Solo Zoo makin memprihatinkan. Nampak sejumlah fasilitas dan kondisi kandang terlihat kumuh, rusak dan nampak tidak terawat.
- Kawasan Wisata di Karanganyar Aman Dikunjungi
- Kolaborasi Duta Wisata Demak Dengan Duta Pariwisata Kuliner Indonesia Di Festival Pesisiran
- Gubernur Ganjar Minta Desa Wisata Percantik Diri
Baca Juga
Diketahui rencana revitalisasi tertunda, sedianya dijadwalkan perbaikan mulai tanggal 1 Juli 2022, namun tertunda dan baru akan dimulai pada 1 Agustus 2022, dengan melakukan penutupan total.
Tokoh masyarakat Solo, Dr BRM Kusuma Putra meminta jangan ada penundaan waktu revitalisasi TSTJ lagi, karena kondisinya semakin memprihatinkan.
Dengan harga tiket sebesar Rp 25 ribu, dinilai terlalu mahal karena tidak mendapatkan fasilitas dan suasana berwisata yang baik.
“Sangat disayangkan kalau kondisi TSTJ ini tidak segera direvitalisasi, jangan ditunda lagi karena keadaannya sangat memprihatinkan. Padahal kawasan ini menjadi aset wisata yang luar biasa kalau dikelola dengan baik,” ungkap Kusuma Putra, saat meninjau ke TSTJ, Minggu (17/7/2022).
Disampaikan Kusuma, yang paling utama adalah kondisi hewan yang dilihatnya sangat memprihatinkan, utamanya pada bentuk fisik yang seperti tidak terurus dan kondisi kandang yang kurang layak.
“Menurut saya dengan luas lahan 12 hektar sangat bisa ditata dan diisi dengan hewan yang lebih lengkap. Tidak sekedar kebun binatang tapi juga bisa dilengkapi fasilitas edukasi, wisata, hiburan dan kuliner yang memadai," imbuh Kusuma.
Kusuma mengaku sudah mendapatkan informasi dan penjelasan mengenai grand desain revitalisasi, yang menurutnya sangat bagus dan diproyeksi bisa menjadi tempat wisata skala nasional bahkan internasional, seperti Taman Safari yang dikelola secara profesional.
“Kedepan harusnya dikelola dengan profesional, harus dikelola tenaga yang profesional juga. Nantinya sangat bagus bila berkolaborasi dengan wisata lain di sekitar Solo, seperti Tawangmangu di Karanganyar dan Waduk Cengklik di Boyolali,” imbuhnya.
Pihaknya mendukung penuh program Walikota Surakarta dalam merevitalisasi TSTJ dan diharapkan bisa nantinya menjadi objek wisata kebanggaan kota Solo.
Dikonfirmasi mengenai revitalisasi, Bimo Wahyu Widodo, pengelola TSTJ membenarkan ada kemunduran jadwal dari rencana semula.
“Proses revitalisasi Jurug sudah masuk finalisasi, desain, MoU dan DED sedang proses finalisasi. Sesuai arahan mas Wali (Walikota Surakarta) penutupan total akan dimulai per 1 agustus, mundur dari jadwal semula 1 juli, dan dijadwalkan revitalisasi pada 27 Desember 2022 sudah selesai," ungkap Bimo.
Diakui Bimo, alasan mundurnya penutupan TSTJ juga untuk mengakomodir masyarakat yang akan berwisata selama liburan sekolah. Bahkan pada tanggal 27 Juli besuk ada gelaran akbar Gebyar PAUD yang mendatangkan 2500 anak PAUD.
“Kami juga berharap revitalisasi nantinya berjalan lancar dan baik. Diharapkan TSTJ yang merupakan lembaga konservasi dan rekreasi bisa memenuhi ada 3 aspek kriteria yang layak, yakni aspek daya tarik, aspek akses dan fasilitas sebagai daya dukung,” pungkas Bimo.
- Bangga Berwisata Di Demak Libatkan Generasi Muda
- FK Pokdarwis dan Desa Wisata Demak Bahas Program Kerja Sampai 2030
- Ribuan Pelajar Piknik Ke Candi Borobudur