Menyaksikan Blekok Menari Saat Matahari Merekah

Elegi Pagi Susuri Makam Syech Mudzakir (2)
Pagi Hari Di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen. Jayanto Arus Adi/RMOLJawaTengah
Pagi Hari Di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen. Jayanto Arus Adi/RMOLJawaTengah

Selepas melaksanakan sholat subuh, dan sejenak berdoa di Makam Syech Mudzakir, kami menyaksikan pemandangan luar biasa. Dari ufuk timur semburat merah, bukan menyala, tetapi senyum bidadari mewartakan pesan dunia akan segera terang.


Dua sampan kecil dikayuh nelayan mulai nampak menari-nari digoyang gelombang manja, Bedono pagi itu serasa bersahabat sekali.

Rasanya ingin meluangkan waktu lebih lama untuk menepikan hati menyambung relasi spiritual dengan tokoh yang bersemayam abadi di makam mungil tetapi getarannya luar biasa, siapa lagi kalau bukan Syceh Mudzakir.

Siapa sesungguhnya ulama yang memilih bersyiar di perdikan Demak bagian barat, persisnya kawasan Bedono, masuk wilayah Kecamatan Sayung ini?

Dia adalah Syekh Abdullah Mudzakir, atau yang akrab dipanggil Mbah Mudzakir. Ulama yang lahir di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen, tahun 1869, itu disebut-sebut sebagai pencetak kader kiai muda di Demak dan sekitarnya. Lalu siapa sebenarnya itu Syekh Mudzakir, dan apa hubungannya dengan Demak Bintoro, atau Kerajaan Demak?

Kala itu, Demak menjadi pusat politik sekaligus dakwah Islam. Tak aneh jika di Demak para wali kerap berkumpul. Masjid Agung Demak adalah jejak peradaban yang dibangun bersama-sama oleh para wali. Ikhwal inilah Demak mashur juga dengan sebutan sebagai Kota Wali. Tokoh yang disebut sebagai representasi atau menjadi legenda simbolik Demak adalah Sunan Kalijaga. Beliau hingga akhir hayat berkhidmat dalam bersyiar menyebarkan agama Islam di tlatah Demak.

Makam Di Tengah Laut

Ini aspek yang menjadi banyak perbincangan dunia ramai. Nama Syech Mudzakir menjadi ikonik dan meniupkan sejumlah catatan antara lain karena lokasi makamnya. Boleh jadi tidak ada duanya, dan hanya satu satunya wali di dunia bermakam di tengah laut. Sejumlah mitos mengiringi, seperti diketahui kawasan Sayung sangat rentan dengan rob, erosi dan abrasi.

Sebagian kampung di Desa Bedono ini bahkan telah berubah menjadi laut. Tetapi aneh dan benar-benar adanya, makam Syeck Mudzakir tetap kokoh berdiri. Artinya meski sindrom penurunan tanah, dan naiknya permukaan laut, tokh, makam itu aman aman saja.

Ikhwal inilah yang kemudian menjadi atribusi atas sosok Syech Maulana Muzakir. Tokoh yang disebut sebelum bersyiar menjadi ulama dia banyak berguru pada para ulama. Guru yang punya reputasi spiritual tinggi, dan menjadi guru beliau adalah Syekh Soleh Darat. Sekitar tahun 1900, Syekh Mudzakir menetap di Tambaksari, Bedono, Demak.

Karomah Atau Keahlian Syech Mudzakir

Lazimnya wali, Mbah Mudzakkir juga memiliki keistimewaan. Bila Sunan Kalijaga dikenal membuat pilar kayu tata yang menjadi soko guru Masjid Agung Demak, maka Mbah Mudzakkir dikenal dengan sosoknya yang menguasai ilmu kanuragan. Usai meninggal pun, Mbah Mbah Abdullah Mudzakkir masih meninggalkan tanda karomah. Makamnya berada di sebuah pekarangan kira-kira seluas 30 meter persegi yang dikelilingi air laut.

Itulah salah satu karomah yang diberikan Allah SWT kepada Syekh Mudzakir. Makamnya tidak terendam air laut walau tanah-tanah di sekelilingnya sudah tenggelam. Ini pula yang terjadi pada makam istri dan anak-anaknya.

Tak heran, makam Syekh Mudzakir dan keluarga dianggap keramat karena tidak terkikis diterjang pasang surut air laut. Untuk menuju ke makam Syekh Mudzakir, para peziarah harus berjalan sepanjang 700 meter melalui jembatan yang di kanan kirinya merupakan air laut.

Karena keajaiban makam Syekh Mudzakir itu, berkembang mitos bahwa masyarakat percaya makam itu mengapung dan tidak akan pernah tenggelam walau pasang air laut tinggi. Hal itu diyakini masyarakat karena keluhuran budi Syekh Mudzakir yang semasa hidupnya melakukan syiar di wilayah tersebut dan sangat berjasa dalam pembangunan akhlak warga setempat, baik dalam ilmu agama maupun tradisi yang diajarkan.

Mbah Abdullah Mudzakkir, pejuang yang dicintai masyarakat. Selain seorang ulama, Mbah Abdullah Mudzakkir juga dikenal sebagai seorang pejuang yang selalu menentang penjajahan Belanda. Dengan ilmu kanuragan yang dimiliki, beliau selalu lolos ketika akan ditangkap oleh Belanda.

Mbah Abdullah Mudzakkir juga dicintai masyarakat karena ketika masih hidup beliau dapat mengobati berbagai penyakit tanpa minta imbalan. Berdasarkan pengabdian beliau untuk agama, negara dan masyarakat itu, maka sangat patut bila Mbah Abdullah Mudzakkir dikenang hingga sekarang.

Menyaksikan Blekok Dan Kuntul Menari

Pagi itu usai menunaikan subuh dan menyusuri makam, kami lanjut bersampan menikmati eksotika Pantai Bedono. Sejumlah angan berkecamuk, begitu juga misteri misteri terlintas yang tak mampu dicerna akal sehat. Apa yang menggerakan dan menjadi kuasa atas semua itu, jawabnya tiada lain adalah kebesaran Allah.

Dialah, Allah yang maha berkehendak dan menjadi khalik atas semua yang ada di langit juga di bumi. Perahu pelan pelan melaju dengan tanda tanya yang masih berkecamuk, menyaksikan langsung dengan mata dan kepala sendiri. Matahari makin bulat dengan roda merah membuncah. Jejak peradaban masih kukuh terlacak, di antara bangunan bangunan di tengah rerimbunan pohon bakau.

Ya, inilah jejak kehidupan yang berubah. Di sini dulu adalah kampung nan asri dengan segala riauh, tawa ria. Pagi ini saya menyaksikan pemandangan kontras, yakni kehidupan baru. Hutan Bakau menjadi habitat dari koloni Blekok atau kunthul. Ribuan burung burung itu menjadikan surganya di sini.

Hati saya tercekat, masygul, kehidupan adalah menjalani takdir. Rob, dan air laut yang kini menggenangi kawasan itu menjadi surga yang lain. Terdiam beberapa saat dalam termanggu, tiba tiba saya dikagetkan teriakan blekok menari nari di atas pucuk bakau, atau mangrove, Dalam lamunan sedih saya sedikit terhibur menyaksikan mereka para blekok bercanda, berceloteh menyambut pagi. Matahari makin terang, saya bergegas menuju dermaga untuk melanjutkan aktivitas kembali.

Selamat pagi Bedono, sepenggal kisah yang melahirkan jutaan kisah luar biasa. (Bersambung)