Akibat lonjakan harga bahan baku yang terus berlanjut, Manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk memprediksikan kinerja Sido Muncul akan terjadi penurunan dengan penjualan melemah hingga akhir 2022.
- Segera Evaluasi Penanganan Covid-19 Di Sejumlah Daerah
- Cerita Kapolrestabes Semarang saat Tunaikan Ibadah Haji, Cium Hajar Aswad Sampai Tiga Kali
- Moeldoko Apresiasi Pengelolaan Pertambangan PT Vale
Baca Juga
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat. Menurutnya, penurunan penjualan selain akibat melonjaknya sejumlah harga komponen bahan baku impor kebutuhan produksi, juga perubahan perilaku perubahan konsumen di tengah menguatnya nilai dolar AS terhadap Rupiah.
“Semuanya berubah dengan cepat. Selain perilaku konsumen, melonjaknya harga komponen bahan baku impor yang semakin tak terkendali hingga mencapai lebih dari 100%, menjadi penyebab utama terjadinya penurunan dalam penjualan Produk Sido Muncul," ujar David, Kamis (27/10/2022).
Namun demikian lanjut David, pendapatan laba masih mengalami kenaikan jika dibanding pendapatan pada 2020, meski kinerja penjualan pada Semester I/2022 turun 2,58% menjadi Rp1,61 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp1,65 triliun.
David menambahkan, kenaikan inflasi juga mengakibatkan melemahnya daya beli masyarakat dan menjadi salah faktor kendala penjualan produk Sido Muncul yang harus ditanggulangi dengan melakukan inisiatif baru .
Dijelaskan David, laba bersih Sido Muncul Semeseter I/2022 tercatat turun 11,24% secara tahunan menjadi Rp445,59 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mampu mencapai Rp502 miliar.
"Pendapatan Sido Muncul semester I/2022 memang mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan periode yang sama 2021," tambahnya.
Menurut David, pada 2021 lonjakan permintaan benar-benar luar biasa, tidak bisa dibandingkan dengan kondisi penjualan normal. Alasannya, kondisi pandemi saat itu benar-benar membuat masyarakat panik dan membeli produk-produk kesehatan.
“Sementara ketersediaan bahan baku saat itu juga terbatas, khususnya bahan ex impor, bahkan tahun ini harga bahan baku dari negara pemasok melonjak tajam yang bakal berimbas pada pencapaian target terkoreksi,” tutur David.
Menurutnya, penurunan profitabilitas karena adanya kenaikan harga bahan baku yang telah bergerak naik sejak awal tahun.
Sayangnya, kenaikan harga jual beberapa produk efektif pada awal kuartal II/2022, sehingga dampak kenaikan harga jual menutupi kenaikan harga bahan baku kurang begitu terasa namun dengan rencana kenaikan harga jual yang akan datang diharapkan dapat memperbaiki profitabilitas perusahaan.
“Profitabilitas laba bersih pada semester II/2022 ini diharapkan akan meningkat dari semester I/2022,” ujarnya.
Selain itu, tutur David, Sido Muncul masih dalam proses melakukan evaluasi dan jika diperlukan melakukan revisi target 2022.
- Publik Harus Memahami Potensi Risiko yang Muncul Saat Mobilitas Masyarakat Meningkat
- Sambut Kedatangan Jamaah Haji, Sinoeng : Semuanya Kondur Lengkap dan Sehat Walafiat
- Brebes Masuk PPKM Level 4, Ganjar: Jangan Euforia Abaikan Prokes