Minta Lahan Ditebas Panen, Petani Rawa Pening Layangkan Surat Ke Presiden Dua Kali

Petani Rawa Pening berdiri di atas lahan yang tidak bisa digarap selama dua tahun terakhir. RMOL Jateng
Petani Rawa Pening berdiri di atas lahan yang tidak bisa digarap selama dua tahun terakhir. RMOL Jateng

Sekitar 2000-an petani dari 15 desa di kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang tergabungan dalam Forum Petani Rawa Pening Bersatu telah berkirim surat kepada Presiden RI, Joko Widodo, sejak Juli 2021.


Surat dilayangkan dua kali, tercatat tanggal 5 Juli dan 6 Agustus 2021 itu pointnya memohon kepada presiden agar lahan milik petani di kawasan Rawa Pening yang tidak dapat digarap sejak awal tahun 2020 agar ditebas panen oleh negara. 

Hal ini diungkap Koordinator Forum Petani Rawa Pening Bersatu Suwastiono kepada wartawan Minggu (8/8) petang. 

Ia mengungkapkan, selama dua tahun sejak pandemic Covid-19 melanda tanah air petani di kawasan Rawa Pening dengan luas kurang lebih 1000 hektar tidak dapat di garap apalagi di panen. 

"Padahal, jika tidak tegenang air kami bisa panen setidaknya  untuk mencukupi enam bulan kedepan. Apalagi  dengan pandemi Covid-19 seperti saat ini, semua serba susah. Tapi, sejak awal tahun justru kami dibiarkan tidak bisa menggarap lahan kami yang berstatus Hak Milik ‘loh’," ungkapnya. 

Tergenangnya air Rawa Pening hingga saat ini, kembali ditegaskan Suwastiono lantaran pintu air Tuntang untuk pengaturan ke PLTA Jelok tidak juga dibuka sepenuhnya. Akibatnya ribuan petani di Rawa Pening banyak yang mengganggur dan tidak dapat berbuat banyak dengan hanya bisa memandang kondisi lahan pertanian mereka. 

Untuk itu, lanjut dia, dalam surat juga ditembuskan kepada Menteri Pertanian, Menteri PUPR, Menteri Agraria, Ketua DPR RI, DPD I, Gubernur Jateng, bupati serta kepala dinas terkait persoalan ini di tingkat Provinsi Jateng dan Bupati Semarang, petani Rawa Pening menegaskan tidak menolak rencana pemerintah melakukan revilatalisasi Rawa Pening. 

"Kami tida menolak, apalagi menentang. Kami hanya minta Negara tebas panen. Sampai saat ini kami masih menunggu jawaban balasan atas surat kami," pungkasnya.