Nata de Curcuma, Inovasi Mahasiswa Unsoed untuk Tingkatkan Imun Tubuh

Penelitian mahasiswa Unsoed ciptakan nata de curcuma/ist
Penelitian mahasiswa Unsoed ciptakan nata de curcuma/ist

Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto membuat inovasi baru mengolah kunyit menjadi nata dengan memanfaatkan bioteknologi konvensional melalui proses fermentasi.


"Nata merupakan produk pangan berupa lapisan selulosa sebagai hasil fermentasi bakteri Acetobacter xylinum yang berfungsi membentuk nata. Produk nata yang biasanya ada di masyarakat adalah nata de coco, tapi kini bisa dikreasikan dengan penambahan perasan kunyit yang kami namai Nata de Curcuma,” kata Ketua Tim PKM-RE, Annisa Auliya Rahmah, Senin (30/8/2021).

 Annisa bersama anggota tim masing-masing Atika Putri, Felicia Ivena dan Monica Ramadhanti, semuanya dari jurusan farmasi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan/FiKes Unsoed mengatakan, inovasi yang dibuat berawal dari tugas kuliah bioteknologi farmasi yang diampu oleh Dr.rer.nat. apt. Harwoko, M.Sc. 

Disisi lain, ditengah wabah pandemi Covid-19, salah satu upaya mencegah penyebaran virus corona baru adalah dengan meningkatkan imun tubuh.

"Saat ini ada kecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi obat tradisional, karena adanya perubahan gaya hidup back to nature dan mahalnya obat-obatan modern yang membuat permintaan jamu semakin tinggi. Dari latar belakang inilah, kami mencetuskan inovasi tersebut,” ujar Annisa.

Annisa menjelaskan, kunyit merupakan salah satu rempah yang sudah sejak lama dikenal sebagai imunostimulan (peningkat imun). 

Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit antara lain kurkuminoid, terpenoid (minyak atsiri), flavonoid, amilum, tanin, damar dan mineral. 

Hasil penelusuran literatur menunjukkan lebih dari 300 uji klinis telah membuktikan khasiat kurkumin terhadap berbagai penyakit, diantaranya untuk mengobati radang, penyakit hati, paru-paru, gangguan saraf, kardiovaskular, hingga penyakit metabolik dan degeneratif seperti kanker.

"Kandungan kurkumin pada kunyit dilaporkan berfungsi sebagai imunostimulan, sebab kurkumin dapat meningkatkan proliferasi limfosit sehingga dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi,” jelas Annisa.

 Annisa menambahkan, sejauh ini sudah diperoleh formulasi Nata de Curcuma dan dibuktikan adanya kurkumin, serta diuji sifat-sifat fisik nata, meliputi organoleptik, ketebalan, dan kadar air. 

"Rencananya pekan depan tim akan melakukan uji kesukaan (hedonik) kepada 30 responden guna mengetahui tanggapan masyarakat tentang rasa, warna, dan aroma dari Nata de Curcuma,” tambah Annisa.