Niatkan Diri 15 Tahun Tidak Makan Nasi, Mimpi Guru SD Jatiyoso ke Baitullah Terwujud 

Kisah haru mewarnai pelepasan jamaah umrah di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar. Niat berangkat ibadah umroh ke Tanah Suci akhirnya terwujud. 


Salah satunya adalah pasangan suami istri Dwi Atmini (54) dan Marjono (56) warga Desa Petung, Jatiyoso. Niat menginjakkan kaki ke Baitullah akhirnya tercapai setelah penantian selama 15 tahun lamanya. 

Dwi sampaikan perjuangan untuk mewujudkan impian beribadah ke Tanah Suci bukanlah hal mudah. Gaji mereka sebagai PNS Guru di Sekolah Dasar harus dibagi untuk berbagai kebutuhan.  

"Gaji saya dan suami untuk biaya sekolah dan kuliah anak-anak, maka saya dan suami hampir 15 tahun lamanya 'tirakat' tidak makan nasi, tapi 'ngrowot' alias makan umbi umbian," ujar Atmini, Senin (31/1/2021).

Sebagian gajinya dan suami disisihkan untuk biaya umroh. Setelah cukup untuk berangkat berdua, sayang kondisi tidak memungkinkan.  Pandemi Covid 19 melanda hampir di semua belahan dunia. 

Pemerintah Arab Saudi menutup dan tidak mengijinkan warga dari negara lain untuk ke Tanah Suci. Demikian juga Pemerintah Indonesia juga melarang warganya ke luar negeri.  

"Syukur Alhamdulillah sekarang bisa berangkat," ucap ibu dua anak ini dengan penuh haru.  

Sementara itu Heri Widodo, Leader Biro Umrah Samira Ali Wisata Rindu Grup sampaikan karena pandemi Covid 19, banyak orang harus menunggu setidaknya dua tahun untuk bisa melaksanakan ibadah umrah.  

"Alhamdulillah kini semua penantian tidak sia-sia. Penantian ibu dan bapak sekalian akan mendapat ganjaran setimpal dari Allah SWT," ungkapnya.  

Saat ini Biro Umrah Samira Ali Wisata Rindu Grup  bisa memberangkatkan 407 orang dari 435 jamaah yang seharusnya berangkat. Pasalnya ada beberapa orang yang belum bisa berangkat karena terkendala masalah ijin.  

"Dari jumlah itu, 85 persen berangkat dari Karanganyar dengan sepuluh bus, sisanya tiga bus dari Magelang. Kami melaksanakan ibadah umrah dengan mencarter satu pesawat berbadan besar," imbuhnya.  

Usai berpamitan, jamaah langsung berangkat dengan bus ke Jakarta dan setiba di sana langsung menginap di hotel satu malam.  

Sebelum berangkat ke Arab Saudi, para jamaah harus tes PCR.  Begitu juga setibanya di Madinah, jamaah langsung karantina selama tiga hari dan kembali tes PCR. 

"Setelah itu, baru berangkat ke Mekah melaksanakan ibadah," paparnya.  

Setiba di tanah air dari tanah suci setelah melaksanakan ibadah umrah, para jamaah dikarantina selama tujuh hari di hotel dan kembali menjalani tes PCR. 

"Jadi proses perjalanan umrah dari Indonesia ke Arab Saudi kembali ke Indonesia lagi selama 20 hari.  Semoga semua berangkat dan kembali pulang ke tanah air dalam keadaan sehat," doanya.