Nilai-nilai budaya Nusantara memberi makna yang luas dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan empat konsensus kebangsaan Indonesia berakar dari nilai-nilai budaya yang diterapkan para pendahulu bangsa.
- Yukata Peduli Bangsa Kampanyekan Donor Darah Ditengah Pandemi
- Dorong Literasi, Big Bad Wolf Book "Pesta" Diskon Pembelian Buku
- Puan Maharani Serahkan Bantuan Untuk Tiga Anak Yatim Piatu Karena Covid-19 di Sragen, Termasuk Vino
Baca Juga
"Lewat beragam karya budaya masa lalu, kita diperlihatkan bahwa nilai-nilai toleransi dan gotong-royong sudah menjadi bagian dari kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/2).
Keberagaman motif Batik Kudus misalnya, ujar Lestari, merupakan bukti sejarah bahwa proses akulturasi budaya berbagai etnis antara lain Jawa, Tiongkok, Arab dan Kolonial berlangsung dengan damai di Nusantara pada masa lalu.
Bahkan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, masuknya agama Islam di Nusantara juga memanfaatkan sarana budaya dalam bentuk wayang.
Dengan meminjam budaya lokal, tambahnya, ajaran Islam, sebagai ajaran yang baru ketika itu, bisa diterima masyarakat tanpa gejolak.
Di dalam proses akulturasi budaya tersebut, tambah Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sarat akan pengamalan nilai-nilai saling menghargai dan menghormati, toleransi dan kebhinekaan, yang saat ini merupakan bagian dari nilai-nilai yang disepakati bangsa ini dan dituangkan dalam empat konsensus kebangsaan kita (Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika).
Jadi, tegas Rerie, budaya yang sarat akan nilai-nilai luhur yang mempersatukan bangsa ini harus dipahami dalam konteks yang tepat.
Sehingga, tegasnya, upaya mengharamkan budaya wayang yang mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan bagian dari perjalanan sejarah bangsa serta syiar agama, bukan tindakan yang bijaksana.
Rerie menilai, mewarisi budaya yang mengandung nilai-nilai luhur kebangsaan kepada setiap anak bangsa adalah langkah strategis agar identitas atau karakter bangsa ini tidak hilang.
Rerie sangat berharap, para pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat secara bersama mampu mewarisi budaya yang sarat akan nilai-nilai luhur kebangsaan kepada generasi penerus, agar tidak ada lagi pemahaman yang keliru terhadap nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa ini.
- Munculnya Kasus Positif Covid-19 Baru Harus Diimbangi Testing dan Tracing yang Memadai
- Bangun Taman MT Haryono, Pemkot Semarang Gandeng CSR
- Anggarkan Rp 4,5 Miliar Selama PPKM, Sido Muncul Salurkan Beras Senilai Rp 500 Juta Untuk Warga Terdampak Di Sumsel