- Siswi SMPN 2 Pekalongan Juara di Selangor Open Super Cup Dance Championship 2025
- Tahun 2024, Okupansi Hotel di Kota Pekalongan Menurun
- Pemkot Pekalongan Menuju Daerah Tertib Ukur 2025
Baca Juga
Sebagai rangkain gelaran Pekan Batik Nusantara (PBN), Pemerintahan Kota Pekalongan menyelenggarakan Nusantara Creative Cities Summit guna merangkul semua potensi kota-kota kreatif di Indonesia, berlangsung di Hotel Howard Johnson, Kamis (5/12).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Pekalongan, Joko Purnomo, plt Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain, Kementrian Ekonomi Kreatif, Yuke Sri Rahayu, Sekretaris Kota Ambon, Robert Sapulette, Kepala Dinas Kebudayaan dan Olahraga Kota Surakarta, Aryo Widyandoko, Direktur Telekomunikasi, Kementerian Komunikasi dan Digital, Aju Widya Sari, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata dan Ekraf DKI Jakarta, Puji Hastuti dan tamu undangan lainnya.
Dalam kesempatan terbaik Joko mengatakan bahwa Nusantara Creative Cities Summit menjadi sebuah penanda satu dekade Kota Pekalongan sebagai bagian dari jejaring Kota Kreatif Dunia UNESCO di bidang kriya dan seni rakyat.
Momentum ini menjadi waktu yang sangat istimewa untuk Kota Pekalongan. Sejak diakui oleh UNESCO pada tahun 2024, Pekalongan telah menjadikan kreativitas sebagai pilar utama dalam pembangunan ekonomi, sosial dan budaya.
Batik yang merupakan identitas utama Kota ini telah menjadi simbol penggerak ekonomi kreatif sekaligus penjaga warisan budaya yang mendunia. “Melalui forum ini kami ingin berbagi pengalaman pengalaman, gagasan dan inovasi yang membangun ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
Melalui kegiatan ini, ia berharap bisa lebih mengukuhkan kolaborasi lintas sektor,kota bahkan negara untuk menjawab tantangan global di bidang ekonomi kreatif. Lebih lanjut, pihaknya berkomitmen untuk terus menjadi inspirasi dalam menjaga tradisi sekaligus berinovasi.
“Kami percaya budaya lokal yang diperkuat dengan teknologi modern dan jaringan global dapat menciptakan solusi kreatif. Oleh karena itu kami mengajak peserta untuk menjadikan forum ini menjadi sebuah ajang kolaborasi konkret agar visi kota tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar memberi dampak positif bagi masyarakat,” sambungnya.
Sementara itu, Yuke menuturkan bahwa selama satu dekade terakhir Kota Pekalongan menjadi simbol kekuatan batik sebagai warisan budaya yang hidup dengan inovasi dan tentunya pembangunan berkelanjutan, batik tidak hanya menjadi tradisi tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal dan menjangkau pasar internasional.
“Kota Pekalongan telah membuktikan kreativitas menjadi motor pembangunan ekonomi dan sosial. Kota ini menjadi contoh nyata bagaimana kota kreatif dapat mewujudkan nilai-nilai asta cipta yang mempunyai tujuan dalam pembangunan nasional. Momentum ini menjadi pengingat bahwa memperkuat ekosistem kota kreatif sangatlah penting untuk mendirikan kemandirian ekonomi nasional,” ujarnya.
Ia berpesan kepada peserta yang hadir yaitu kota yang termasuk creative city network untuk berdiskusi, saling sharing, belajar satu sama lain agar ditemukan rumusan terbaik supaya semua pihak dapat kolaborasi di dalam menjalankan ekosistem ekonomi kreatif sehingga harapannya produk lokal bisa menjadi warisan budaya penggerak ekonomi kota. “Tidak hanya inovasi dan kreativitas tetapi bagaimana keberlanjutan memberikan kesejahteraan warga kota,” tutupnya.
- Siswi SMPN 2 Pekalongan Juara di Selangor Open Super Cup Dance Championship 2025
- Tahun 2024, Okupansi Hotel di Kota Pekalongan Menurun
- Pemkot Pekalongan Menuju Daerah Tertib Ukur 2025