Panen Kacang Tanah di Sargen, Mentan SYL Gerakkan Hilirisasi hingga Ekspor

Mentan SYL saat panen kacang tanah di Sragen.
Mentan SYL saat panen kacang tanah di Sragen.

Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini terus mendorong pengembangan produk hingga hilirisasi pangan lokal. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian nasional dengan mendorong para pelaku usaha untuk berkontribusi pada peningkatan kualiatas produk olahan pangan berorientasi ekspor.


Kabupaten Sragen menjadi salah satu lahan pilihan untuk pengembangan komoditas kacang tanah. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan panen sekaligus hilirisasi kacang tanah di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Senin (10/1/2022).

Kegiatan ini merupakan upaya menggairahkan produksi kacang tanah sebagai pangan lokal yang memiliki nilai ekonomi strategis dalam meningkatkan langsung perekonomian masyarakat pedesaan dan juga perenomian nasional dengan mengangkatnya menembus pasar ekspor.

"Selama dua tahun kita dihajar covid 19 hanya sektor pertanian yang mampu bertahan karena PDB sektor pertanian 2020 tumbuh 16,24 persen, sementara sektor lain turun dan ekspor pertanian pada 2021 meningkat lebih dari 47 persen. Oleh karena itu, saya mau Sragen menjadi kawasan percontohan budidaya kacang tanah hingga hilirisasinya. Kalau Bupati punya semangat tinggi, kita ekspor kacang," kata Mentan SYL pada acara ini bersama Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Anggota Komisi IV DPR RI, Luluk Nur Hamidah, jajaran Eselon I Kementerian Pertanian.

Ia menegaskan Kementan bersama Komisi IV DPR RI dan pemerintah daerah Sragren tak hanya berupaya meningkatkan produksi kacang tanah, namun juga berupaya memastikan jaminan harganya. Salah satunya dengan menggandeng off takker untuk mempertemukan pasar dengan petani sehingga sama-sama mendapat keuntungan.

SYL menambahkan pengembangan budidaya kacang tanah pun harus diwujudkan dengan konsep integrasi farming sehingga tidak hanya memproduksi kacang tanah namun juga mendorong peningkatan produksi komoditas lainnya. Hal ini pun merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan atau kesejahteraan petani dengan memanfaatkan potensi pertanian yang ada secara optimal.

"Kita akan terapkan teknologi, petani tidak hanya tanam kacang tapi juga bisa disisipkan tanaman kedelai dan jagung serta lainnya akan panen bergantian dalam satu hamparan sehingga stagnasi aktivitas perekonomian masyarakat bisa kita perkecil," bebernya.

"Upaya mendorong pengembangan kacang tanah ini pun kita intervensi dengan artifiel inteligence, mekanisasi pertanian, penumbuhan petani milenial, dan juga yang terpenting penyiapan Bapak Presiden melalui dana KUR (kredit usaha rakyat,- red) pun harus kita dorong bersama perbankan untuk memudahkan petani mendapatkan modal usaha," pinta SYL.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan Kementan mendukung upaya diversifikasi pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan, meningkatkan ketahanan pangan masyarakat dan menjadikan kacang tanah sebagai komoditas andalan ekspor guna memperkuat pertumbuhan ekonomi makro. Hal ini optimis dapat diwujudkan mengingat produksi kacang tanah di Indonesia tahun 2020 naik 0,74% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 437 ribu ton dan komoditas kacang tanah sendiri menyumbang Rp152,5 miliar dari total ekspor pertanian Rp 352,09 triliun.

Sementara itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menuturkan Sragen merupakan lumbung padi nasional. Pemerintah daerah Sragen pun tengah mendorong pengembangan komoditas lainnya, salah satunya kawasan kacang tanah dengan luas di tahun 2021 sebesar 3.232 ha dan pengembangan di tahun 2022 menjadi 4.390 ha.

Pada kegiatan ini, Mentan SYL pun menyerahkan bantuan pertanian di antaranya alat mesin pertanian, benih padi, jagung, kedelai, porang dan kacang tanah. Mentan SYL pun menyaksikan penandatanganan MoU Petani dengan PTPN IX dan MoU BUMDes dengan Offtaker kacang tanah.